Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dompet Dhuafa dan ICMI Inisiasi Pokja Nasional Penanganan Asap

Lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) menginisiasi Program Kerja (Pokja) Nasional Kemanusiaan penanganan kabut asap di ranah pasca bencana untuk anak-anak dan kaum rentan terdampak asap.
Kabut asap. /antara
Kabut asap. /antara

Kabar24.com, JAKARTA— Lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) menginisiasi Program Kerja (Pokja) Nasional Kemanusiaan penanganan kabut asap di ranah pasca bencana untuk anak-anak dan kaum rentan terdampak asap.

Masyarakat yang secara simultan terpapar partikel asap selama 2 bulan lebih perlu penanganan yang menyeluruh. Untuk itu sinergi dan kolaborasi antarlembaga kemanusiaan harus dilakukan.

"Mengingat kabut asap ini sudah 19 tahun berulang setiap tahun, sehingga bisa dibayangkan kualitas generasi masa depan bangsa dari kesehatan khususnya anak-anak yang dari lahir pertumbuhannya harus menghirup asap selama bertahun tahun,” kata Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini di Jakarta.

Pokja dideklarasikan atas prinsip independensi sebagai semangat kolaborasi kerelawanan dari lembaga-lembaga dan organisasi kemanusiaan yang hadir.

Program ini juga akan didukung oleh berbagai lembaga kemanusiaan lainnya seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Humanitarian Forum Indonesia (HFI), South East Asia Humanitarian Forum (SEAHUM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

“Salah satu inisiasi Pokja Nasional Kemanusiaan ini adalah medical chek up untuk 1.000 anak di wilayah terdampak Sumatera dan Kalimantan melalui media Anjungan Tes Medik secara berkala. Selain itu, ada pula program mitigasi bencana melalui pembentukan Community First Responder (CFR) melibatkan relawan lokal,” jelas Ahmad dalam rilis yang diterima Rabu (11/11/2015).

Aktivitas CFR, katanya, akan berfungsi sebagai episentrum edukasi kesiapsiagaan masyarakat berbasis sumber daya lokal dalam merespon kebencanaan. CFR akan dipusatkan di sembilan titik Safe House yang telah didirikan di sembilan titik terdampak kabut asap.

 Lokasi kesembilan Safe House tersebut yakni di Jalan Abiasan Said, Jalan Sirna Raga Lrg, Melati RT. 35 Kelurahan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning, Palembang.

Titik kedua Safe House berlokasi di Kantor Dompet Dhuafa Sumsel, Jalan Angkatan 66 No. 435C, Sekip Ujung, Palembang. Titik ketiga Safe House di Sumatera Selatan berlokasi di LKC Dompet Dhuafa Sumsel di Jalan KH. Azhari No 98, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Sebarang Ulu 1, Palembang.

Di Riau, Safe House Riau berlokasi di Jalan Tirtonadi Gg. Pembangunan  RT 03 RW 06 Pekanbaru, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai dan di Jalan Tuanku Tambusai No. 145, Pekanbaru.

Di Provinsi Jambi, terdapat 2 titik Safe House. Titik pertama berada di Klinik Insan Madani, Jalan Lombok RT 19, Kelurahan Kebun Handil, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Sedangkan lokasi Safe House lainnya berada di RT 35, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Kotabaru, Jambi.
Untuk di Provinsi Kalimantan Tengah, terdapat 2 titik Safe House.

Titik pertama berada di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sedangkan di titik kedua lokasi Safe House berada di Jalan Melati No 12 RT 06/RW 02, Kecamatan Hilir Sper, Barito Selatan 73712.

Selain medical chek up dan CFR, program lain yang akan digulirkan Pokja Nasional Kemanusiaan, yakni:

1. Mendukung penumbuhan kemandirian ekonomi masyarakat yang dilanda kabut asap yang berbasis program social enterprise dan wakaf, seperti wakaf untuk Safe House dan ambulans.

2. Instalasi sumur air bor lahan-lahan yang dilanda kebakaran. Sumur bor ini selain berfungsi sebagai sumber mata air warga ketika musim kekeringan, juga sebagai sumber air kala kebakaran terjadi.

3. Penguatan kapasitas kelompok-kelompok masyarakat dalam mengantisipasi kebencanaan melalui program Penanggulangan Risiko Bencana.

4. Mendorong dimasukkannya materi kesiapsiagaan menghadapi bencana dalam kurikulum lokal di daerah-daerah yang memiliki tingkat keparahan asap tinggi.

Sementara, Presidium ICMI Marwah Daud Ibrahim, mengatakan, sinergi yang dilakukan bisa menjadi model kerja sama yang memberikan solusi dalam menghadapi berbagai perosoalan seperti persoalan kabut asap.

“Banyak hal yang bisa dilakukan seperti sosialisasi dan penegakan perda lingkungan hidup atau kehutanan. Juga antisipasi dini kondisi tanggap darurat bencana sosial dan alam, termasuk persoalan penyediaan air bersih,” kata Marwah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Efita
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper