Kabar24.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan mengumumkan penutupan sementara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Bali pada pukul 20.45 WIB atau 21.45 Wita, Minggu 8 November 2015.
Penutupan itu, menurut Juru Bicara Kementerian Perhubungan Julius Barata, mempertimbangkan efek dari kondisi sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Baru Jari Rinjani.
"Laporan ini sesuai Notice tto Airmen bernomor B2727/15 dan C3526/15, dan inspeksi mendadak, ditemukan jejak abu vulkanik sekitar Bandara," kata Julius Barata dalam keterangannya, Minggu (8/11/2015) malam.
Selain Ngurah Rai, penutupan juga dilakukan untuk Bandara Internasional Lombok Praya dan Selaparang hingga Senin 9 November 2015. Julis menegaskan lagi, keputusan kembali mengoperasikan kegiatan di bandara bersifat kondisional, dengan melihat sebaran abu vulkanik dan kondisi di sekitar bandara.
Management Crisis Center Bandara Ngurah Rai sebelumnya memerhatikan sebaran abu vulkanik melalui data citra satelit Himawari, data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan data Volcanic Ash Advisory Center (VAAC).
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Rinjani di Dusun Lendang Luar, Desa Sembalum, Mutaharlin sempat mengatakan bahwa aktivitas vulkanis Gunung Barujari masih terus berlangsung dan tekanan letusannya berskala sedang sampai kuat. Kecepatan angin lemah, jadi meskipun arahnya ke timur, paparan debu vulkanik tersebut hanya menjangkau padang sabana yang berjarak sekitar 6 kilometer.
Kawasan permukiman penduduk di Desa Sembalaun dan Desa Sembalun Lawang yang berjarak 9 kilometer belum terkena hujan debu. Kata Mutaharlin, angin mengarah ke timur sejak Sabtu malam, 7 November 2015.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi juga sudah mengevalusi tingkat kegempaan Barujari setelah erupsi pertama pada 25 Oktober 2015. Hasilnya, data masih menunjukkan peningkatan dalam amplitudo tremor. Pada 2-5 November 2015, hasil pengamatan menunjukkan tremor berkorelasi dengan erupsi yang terjadi secara menerus dari Barujari.