Kabar24.com, JAKARTA -- Berdasarkan hasil penelitian EF English Proficiency Index (EPI) Indonesia menempati urutan ke-32 dengan level kemampuan berbahasa Inggris menengah.
Penelitian yang dilakukan kepada 910 ribu orang dewasa usia 18-30 tahun di 70 negara yang dilakukan secara online ini bertujuan untuk mengukur tingkat rata-rata kemampuan bahasa Inggris orang dewasa di suatu negara.
Director of Educational Research and Development EF English Firts, Steve Croock mengatakan, EF EPI digunakan untuk membantu memetakan peningkatan kemampuan bahasa Inggris di suatu negara.
"Lima besar skor tertinggi adalah Swedia, Belanda, Denmark, Norwegia, dan Finlandia. Indonesia di level Asia peringkat delapan, di bawah Singapura, Malaysia, dan India," ujar Croock dalam konferensi pers EF English Proficiency Index, Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Peningkatan hasil tes masyarakat Indonesia dari tahun sebelumnya, imbuh Crooks, tidak terlalu signifikan. Padahal di sisi lain bahasa Inggris menjadi alat komunikasi di seluruh dunia.
"India dan Argentina menjadi negara yang mengalami peningkatan cukup tinggi karena investasi pendidikan di negara tersebut juga mengalami peningkatan," ucapnya.
Crooks memaparkan, berdasarkan data, tingkat rata-rata kemampuan bahasa Inggris perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
Dia berharap, hasil penelitian ini mampu menunjukkan kebijakan pendidikan, kualitas sumber daya manusia, hingga tingkat perekonomian negara, terutama menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Kompetensi bahasa Inggris menjadi krusial untuk menghadapi persaingan global yang mencakup persaingan di berbagai sektor," tukasnya.
Dikesempatan yang sama, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana mengungkapkan, selama ini orang Indonesia belajar bahasa Inggris fokus pada tata bahasa (grammar) dan menerjemahkan, tapi kurang praktik.
"Saking jagonya orang Indonesia tentang grammar, kalau mau ngomong jadi enggak berani karena takut salah. Padahal yang dibutuhkan dalam komunikasi itu kan kenyamanannya, meski grammar juga penting," ungkapnya.
Dikhawatirkan, lanjut dia, dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris orang Indonesia tidak dapat mampu bersaing di pasar global nantinya.
"Kalau seperti ini bersaing di dalam negeri dengan orang asing yang datang kita bisa kalah. Indonesia kan bukan hanya kota besar, seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya. Negara ini sangat luas sehingga pendidikan harus merata," paparnya.
Belajar bahasa Inggris, kata Hikmahanto, akan lebih mudah jika langsung ke negara yang menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari. Meskipun dia tak menampik jika hal itu membutuhkan biaya yang besar.
"Yang penting percaya diri untuk bicara pakai bahasa Inggris. Tidak semua bisa sekolah ke luar negeri, tapi kita bersyukur sekarang banyak tempat kursus sehingga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan skill bahasa," pungkasnya.