Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dituntut Kembangkan Alternatif Wisman Selain China

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dituntut untuk membidik alternatif wisatawan asing wisman) di luar China sehingga perkembangan pariwisata tidak lagi bergantung tingkat kunjungan wisman Tiongkok.
Wisatawan asal Beijing, China, mengunjungi kawasan Monas, Jakarta, Selasa (17/3/2015)./Antara-M Agung Rajasa
Wisatawan asal Beijing, China, mengunjungi kawasan Monas, Jakarta, Selasa (17/3/2015)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, MANADO - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dituntut untuk membidik alternatif wisatawan asing (wisman) di luar China sehingga perkembangan pariwisata tidak lagi bergantung tingkat kunjungan wisatawan China.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kunjungan wisman melorot 37,25% menjadi 1.410 orang pada September 2015 (month-to-month). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), jumlah kunjungan wisman juga turun 14,65% dari 1.652 orang.

Penurunan itu disebabkan oleh anjloknya kunjungan wisman China menjadi 74 orang pada September 2015 dari 958 orang bulan sebelumnya. Akibatnya, wisman Singapura langsung menyalip posisi China dengan jumlah 227 orang sedangkan wisman Tiongkong turun ke posisi tujuh pada periode yang sama.

“Sampai saat ini, kunjungan yang paling mendominasi adalah wisman dari China dan Singapura. Hal tersebut disebabkan adanya penerbangan reguler dari Manado ke Singapura, sedangkan kedatangan wisman China difasilitasi menggunakan pesawat charter,” kata Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulut Fredy Walandouw, Kamis (5/11/2015).

Dirinya mengakui industri pariwisata kawasan yang lebih dikenal dengan Bumi Nyiur Melambai ini sangat bergantung terhadap wisman China. Pasalnya, masyarakat Sulut dan China memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.

Tidak hanya itu, karakteristik geografis China daratan yang tidak memiliki pantai menjadikan wisman asal China lebih menyukai atraksi pantai yang notabene dimiliki oleh provinsi Sulut.

Hingga saat ini, magnet pariwisata Sulut adalah Bunaken, lalu disusul dengan beberapa pantai di Minahasa, Danau Linow di Tomohon, Bukit Kasih di Minahasa, dan sejumlah objek wisata lainnya.

“Karakter wisman China ini memang agak unik karena mereka sangat suka berkelompok dan tidak terencana, sebaliknya wisman dari Eropa biasanya sudah memesan paket wisata enam bulan samoai satu tahun sebelumnya,” ucapnya.

Potensi peningkatan kunjungan wisata oleh wisman China memang masih signifikan, tetapi dirinya menilai pemerintah dan pengusaha juga harus mulai membidik prioritas wisman di luar China, misalnya Asia Tenggara.

Selain itu, Freddy menjelaskan berdasarkan tren sebelumnya, kenaikan jumlah wisman di Sulut lebih banyak dipengaruhi oleh adanya perayaan atau festival.

Misalnya, pada Agustus ini, Kota Tomohon mengadakan International Flower Festival dan The First Indonesian Geothermal Festival. Hal tersebut, ungkapnya, cukup menggenjot jumlah wisman yang datang ke Sulut.

“Saya dengar pemprov sedang membuat kalender event untuk menarik lebih banyak kedatangan wisman,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper