Kabar24.com, JAKARTA - Dunia pendidikan Indonesia berduka dengan wafatnya pencipta lagu Hymne Guru, Sartono.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan lagu Hymne Guru yang diciptakan almarhum Sartono menginspirasi banyak orang untuk memuliakan guru.
"Pak Sartono dengan lagu gubahannya, Hyme Guru, membuat banyak orang terinspirasi untuk tidak saja menghormati guru-guru kita, tetapi juga memuliakan para guru. Kita semua kehilangan beliau. Saya menyampaikan duka cita yang mendalam, semoga jasa dan amal almarhum dicatat sebagai amal kebaikan oleh Tuhan,” kata Mendikbud Anies Baswedan di Jakarta, Selasa (3/11/2015).
Sartono tutup usia di usia 79 tahun di kota kelahirannya Ngawi, Jawa Timur. Ia mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun, karena mengalami komplikasi, di antaranya gejala stroke, jantung, kencing manis, dan penyumbatan pembuluh darah di otak.
Saat Sartono masuk rumah sakit, Mendikbud Anies Baswedan yang sedang berada di Jambi dan Palembang dalam kunjungan ke sekolah-sekolah di daerah terpapar kabut asap, mengutus Inspektorat Jenderal Kemendikbud Daryanto untuk membesuk dan membantu keluarga.
Irjen Kemendikbud Daryanto membesuk Sartono di RSUD Madiun pada Sabtu (31/10/2015).
Lagu Hymne Guru ditetapkan pemerintah sebagai lagu wajib nasional pada 1980. Bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional pada 1980, Sartono mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan. Dari ratusan peserta, lagu Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ciptaannya menjadi pemenang.
Selain lagu "Hymne Guru", Sartono juga menciptakan 8 lagu lain bertema pendidikan. Perhatiannya terhadap dunia pendidikan membuahkan penghargaan pada 2000 dari Menteri Pendidikan Nasional saat itu, Yahya Muhaimin. Kemudian pada 2005, penghargaan juga diberikan Bambang Soedibyo selaku Mendiknas saat itu.