Kabar24.com, JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Budi Luhur Umaimah Wahid berpandangan, kekuatan KMP berkurang setelah merapatnya Golkar ke kubu pemerintah Jokowi-JK.
Namun, KMP dianggap tidak akan 'kebakaran jenggot' meskipun ditinggal oleh Partai Beringin tersebut. Menurut Umai, hal tersebut tidak akan menjadi suatu persoalan bagi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Kekuatan KMP akan semakin berkurang, tapi saya tidak melihat persoalan bagi Prabowo mengingat dari yang kemarin ketika PAN berubah pikiran. Meskipun Golkar lebih banyak dari PAN, pengaruh tetap ada tetapi tidak membuat sesuatu yang frontal," ujar Umai saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (3/11/2015).
Umai juga berpandangan dinamika politik Indonesia semakin menarik jika Partai Beringin sudah melancarkan 'aksi korporasi'nya dengan merapat ke kubu pemerintahan Jokowi.
"Menurut saya, menarik kalau Golkar sudah bermain, sudah luar biasa strategi yang akan mereka terapkan. Tapi itu semua untuk kepentingan politik," jelas Umai saat ditanya mengenai manuver Golkar yang merapat ke KIH.
Sebelumnya, PAN sudah lebih dulu memutuskan untuk bekerja sama dan merapat ke kubu pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ketua MPR Zulkifli Hasan beralasan, merapatnya PAN ke koalisi diharapkan dapat menjadikan pemerintah lebih kuat.
"Bergabungnya PAN ke koalisi diharapkan dapat memberi vitamin dan memberi sinyal kuat sehingga bisa direspons positif oleh pasar atau investor. Jika pemerintah kuat, politik stabil, investor akan menganggap indonesia lebih aman," katanya di kompleks gedung parlemen Jakarta, Jumat (11/9/2015).