Kabar24.com, JAKARTA - Merapatnya Partai Golkar ke kubu Pemerintahan Jokowi-JK dianggap sebuah ketidakmampuan Partai Beringin untuk menjadi partai oposisi pemerintah. Pasalnya, Golkar memiliki rekam jejak sebagai partai koalisi pemerintah.
Pengamat Politik Universitas Budi Luhur Umaimah Wahid mengatakan, dinamika Golkar tersebut merupakan strategi politik, mengingat akan diadakannya Pilkada serentak pada 2017 mendatang.
"Merapatnya Golkar ke pemerintahan bisa jadi karena selama ini mereka terbiasa berkoalisi dengan pemerintah. Selain itu juga untuk menjaga Pilkada serentak kedepannya. Ini bisa jadi strategi politik Golkar," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (3/11/2015).
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal Budiyono juga berpandangan sama. Menurutnya, tidak ada perubahan signifikan bergabungnya Golkar dengan pemerintah. Dia menyebutkan, gaya politik Golkar masih sama seperti dulu yang berada di tengah-tengah.
"Sebenarnya tidak ada perubahan signifikan. Dari dulu mereka selalu di tengah-tengah. Saat di KMP mereka juga cair. Saat paripurna RAPBN kemarin juga tidak terlalu ngotot seperti Gerindra," kata Zaenal.
Dia menambahkan, sikap Golkar kepada Presiden Jokowi juga sama seperti sikap Golkar kepada rezim SBY. "Sikap Golkar ke SBY dengan ke Jokowi juga sama saja, meskipun saat dengan SBY mereka ikut ke pemerintahan dan rezim Jokowi mereka di luar pemerintahan. Meskipun oposisi, sikap Golkar masih lebih lentur," jelas Zaenal.