Kabar24.com, JAKARTA—Pemerintah perlu menyediakan fasilitas pelatihan bagi penduduk yang melakukan urbanisasi agar kesejahteraan masyarakat meningkat.
Chairman Kemitraan Habitat Wicaksono Sarosa mengatakan, urbanisasi yang dilakukan di Indonesia hanya mengganti status dari masyarakat miskin pedesaan menjadi masyarakat miskin perkotaan.
Kondisi ini berbeda dengan China yang ketika masyarakatnya melakukan urbanisasi mereka akan berubah menjadi penduduk sejahtera kota.
“Kontribusi pertambahan urbanisasi, misalnya satu persen, di Indonesia terhadap kenaikan pendapatan per kapita itu lebih kecil daripada yang terjadi di Vietnam,” kata pria yang biasa disapa Wicak ini, Rabu (28/10/2015).
Dia menambahkan, untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah harus menyediakan fasilitas bagi masyarakat yang melakukan perpindahan dari desa ke kota karena urbanisasi di era seperti saat ini tidak bisa dicegah.
Fasilitas itu bisa berupa pelatihan apa pun, dari pelatihan untuk menjadi perawat hingga mekanik. Dengan memberikan pelatihan, masyarakat urban, terutama yang tidak memiliki kemampuan bisa memiliki keterampilan dan tidak hanya menjadi buruh kasar.
“Sama seperti yang dilakukan salah satu kota di China,” kata Wicak mengacu pada pengalamannya saat berkunjung ke Negeri Panda.
Menigkatnya kemampuan individu yang melakukan perpindahan dan mendapatkan pekerjaan dapat membuat kesejahteraan masyarakat meningkat.
Ujungnya, pendapatan pemerintah juga akan meningkat.
Untuk mengadakan fasilitas itu, dia menuturkan, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah daerah sendirian. Campur tangan pemerintah pusat dibutuhkan atau minimal pemerintah provinsi.
Terkait anggaran pemerintah untuk menyediakan fasilitas bagi masyarakat yang melakukan urbanisasi, Wicak mengaku belum pernah menghitungnya.
Namun, dia mengingatkan jangan melihat anggaran dan biayanya, melainkan lihat manfaat yang dihasilkannya.