Bisnis.com, ATAMBUA - Tentara Pos Lintas Batas (PLB) Mota'Ain yang menjaga batas RI-RDTL mengumbar sejumlah dampak negatif dari jaringan sinyal di daerah perbatasan RI - Timor Leste.
Komandan PLB Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 725/Woroagi, Edi Kusumah menjelaskan, signal yang kuat ternyata memudahkan para penyelundup saling berkomunikasi. Alhasil aparat penjaga sulit membekuk para penyelundup.
"Masalah penyelundup itu harus kita hadapi dan basmi. Namun lancarnya jaringan telkomsel di batas merupakan kebutuhan," ujar Edi Kusumah, di PLB Mota'Ain, Selasa (27/10/2015).
Edi menerangkan, kerap kali operasi yang hendak dilakukan tim aparat bocor akibat komunikasi antar penyelundup yang tak bisa dicegah. "Ini kita tahu setelah ada yang kita sita HP-nya, ternyata ada sms di antara mereka," katanya.
Namun, Edi tak menutup mata akan banyaknya sisi positif dari penguatan sinyal Telkomsel di BTS Mota'Ain. Sisi positif tersebut antara lain; memudahkan komunikasi antar pos, dan membuka komunikasi pada wilayah yang masih terisolasi.
Edi juga berterima kasih karena hanya Telkomsel yang berkomitmen membangun jaringan telekomunikasi hingga di daerah perbatasan. Edi tak menampik hanya Telkomsel sangat membantu pasukan pengaman perbatasan untuk saling bertukar informasi dan mengirimkan pesan penugasan.
General Manager (GM) ICT Operation Telkomsel Regional Bali Nusra, Danny Agus Triawan menyambut baik kritik dan saran Edi. Danny pun mengaku masih ada sejumlah PR bagi Telkomsel untuk membuka jaringan baru. Pasalnya masih ada beberapa pos di sepanjang garis perbatasan yang belum memiliki jaringan Telkomsel sehingga menyulitkan komunikasi antar pasukan dan warga setempat.
"Ini menjadi masukan kami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Danny Triawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
