Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setahun Pertama Memerintah, Ini Ujian Yang Dihadapi Jokowi-JK Versi Pengamat

Pada tahun pertama memerintah, Joko Widodo-Jusuf Kalla telah diuji dengan banyak peristiwa yang menggemparkan.
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (13/4/2015)./JIBI-Dwi Prasetya
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (13/4/2015)./JIBI-Dwi Prasetya

Kabar24.com, JAKARTA -- Sejumlah ujian dinilai pengamat mewarnai satu tahun pemerintahan Jokowi-JK.

Peneliti senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan pada tahun pertama memerintah, Joko Widodo-Jusuf Kalla telah diuji dengan banyak peristiwa yang menggemparkan.

"Peristiwa paling heboh yang terjadi adalah konflik antara Polri dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang membuat situasi politik memanas," kata Karyono Wibowo saat dihubungi di Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Karyono mengatakan konflik yang dipicu penetapan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala Polri itu diselesaikan dengan mengajukan Komjen Polisi Badrodin Haiti sebagai pengganti.

Karyono menilai langkah tersebut merupakan jalan tengah bagi Presiden Jokowi sehingga konflik mereda, meskipun masih menyisakan misteri politik dan hukum atas kasus tersebut.

Tantangan lain yang dihadapi Jokowi-JK pada tahun pertama adalah belum terbangun sinergi di antara kementerian/lembaga. Menurut Karyono, masih terjadi ego sektoral antarinstitusi dalam menyikapi suatu permasalahan.

"Tantangan paling dahsyat pada tahun pertama pemerintahan Jokowi-JK adalah pelemahan ekonomi yang ditandai dengan buruknya sejumlah indikator ekonomi seperti pelemahan nilai tukar rupiah, kenaikan harga barang-barang kebutuhan, perlambatan ekonomi dan serapan anggaran yang rendah," tuturnya.

Untuk mengatasi masalah perekonomian tersebut, Jokowi telah mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan sejumlah paket kebijakan.

"Hasilnya, tentu tidak bisa instan. Namun, menurut saya ada indikator positif, yaitu penguatan sementara rupiah terhadap dolar dan serapan anggaran yang meningkat," katanya.

Di tengah situasi ekonomi yang kurang sehat tersebut, Karyono berharap tidak ada yang berusaha memancing di air keruh agar perekonomian cepat pulih.

"Rakyat selalu yang menjadi korban di setiap pertarungan kepentingan elite. Sudah terlalu lama rakyat hidup menderita akibat pertikaian elit dan konflik yang kontraproduktif. Namun, publik harus tetap aktif mengontrol jalannya pemerintahan agar konsisten dengan visi Nawacita dan Trisakti," kata Karyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper