Bisnis.com, JAKARTA --- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia membutuhkan helikopter antipeluru untuk memastikan keamanan kepala negara dalam mobilisasi.
"Pesawat (helikopter) untuk presiden itu pesawat militer Puma tahun 2002, sebenarnya tidak untuk VVIP karena tidak antipeluru, maka perlu yang untuk VVIP," kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di gedung parlemen, Jakarta, Senin.
Pada kesempatan itu, Gatot menyampaikan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang secara umum dibutuhkan TNI untuk memastikan keamanan negara.
Selain helikopter khusus Presiden dan Wakil Presiden RI, Gatot menyatakan bahwa TNI juga membutuhkan pengadaan alutsista yang dapat meningkatkan pertahanan negara berbasis poros maritim dunia.
"Dengan Indonesia sebagai poros maritim dunia maka akses kian terbuka baik di perairan maupun udara. Maka persyaratan utama memastikan keamanan negara poros maritim adalah dengan memiliki keunggulan di laut dan udara, dan ini mutlak," jelas dia.
Oleh karena itu, kata dia, TNI membutuhkan sistem pengawasan udara dan laut yang terpadu, kapal selam untuk menjaga tiga pintu masuk utama perairan Indonesia serta pesawat tempur dan pesawat angkut berat
Presiden dan Wakil Presiden Butuh Helikopter Antipeluru
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia membutuhkan helikopter antipeluru untuk memastikan keamanan kepala negara dalam mobilisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
47 menit yang lalu
China Kembali Berlakukan Bebas Visa bagi Warga Jepang
57 menit yang lalu
Geger! 6 Wisatawan Asing Tewas Keracunan Metanol di Laos
3 jam yang lalu