Bisnis.com, WASHINGTON -- Presiden Barrack Obama pada Kamis (8/10/2015) mencela kebijakan imigrasi calon presiden Republiken Donald Trump, tanpa menyebut nama secara langsung, dalam pidato di hadapan pemimpin Latin.
"Kehebatan Amerika Serikat tidak datang dengan membangun tembok," kata Obama dalam pesta penghargaan hari jadi Institut Kaukus Kongres Hispanik.
"Rasa benci pendatang, yang menjangkiti politik kita, bukan hal baru, namun itu jelas salah," katanya.
Ia juga menambahkan bahwa ekonom sepakat bahwa imigrasi tidak akan merugikan ekonomi, malah akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS.
Trump, hartawan pengembang perumahan, yang belum pernah mencalonkan diri, berjanji jika berhasil melaju ke Gedung Putih, ia akan menyebut pendatang di AS tidak sah dan membangun tembok di antara perbatasan AS dengan Meksiko.
Trump juga mengusulkan pembatalan hak konstitusional kewarganegaraan bagi orang yang lahir di tanah Amerika.
Tanggapan hasutan tentang imigrasi dan masalah lain, yang dilontarkan Trump, menguasai kampanye untuk pemilihan umum 2016, dan pada Kamis, Presiden Obama mengutuk kebiasaan mengatakan dengan jelas kalimat bernada hasutan kemudian memperbaikinya dengan mengatakan "ya sebenarnya bukan itu yang saya maksud".
Meskipun tidak secara spesifik menyebut nama Trump, Obama mencela keseluruhan sifat calon presiden dari Partai Republik itu.
"Mereka telah menciptakan realitas baru dimana segala sesuatu tampak hebat di masa keemasan 2008," kata dia.
KEBIJAKAN IMIGRASI: Donald Trump Dicela Barrack Obama
Presiden Barrack Obama pada Kamis mencela kebijakan imigrasi calon presiden Republiken Donald Trump, tanpa menyebut nama secara langsung, dalam pidato di hadapan pemimpin Latin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
7 menit yang lalu
Bareskrim Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama ke Thailand
34 menit yang lalu