Kabar24.com, JAKARTA-- Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengerahkan satu anjing pelacak ke lokasi penemuan mayat Putri Nur Fauzia yang ditemukan dalam kardus.
Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Khrisna Murti, anjing pelacak hanya metode petunjuk saja.
"Anjing itu bukan cara signifikan untuk menujuk kepada pelakunya," kata Khrisna Murti di kantornya, Minggu (4/10/2015).
Pencarian jejak pembunuh Putri dimulai dari tempat penemuan kardus yang berisi mayat bocah perempuan 9 tahun itu. Lalu, anjing berlari melewati terowongan kecil menuju ke sebuah rumah. Di rumah tersebut, anjing pelacak berputar-putar sebanyak tiga kali.
Anjing pelacak tersebut sempat berlari dengan sangat kencang, melompat parit kecil, lalu tali ikatan yang dipegang oleh pawang terlepas.
Saat anjing terlepas, sejumlah bocah anak yang menonton berlari ketakutan sambil berteriak. Ketika anjing berlari pelan, tiga polisi yang menghadang akhirnya memegang alih kendali. Dalam pelacakannya, ada tiga barang yang ditemukan yaitu lakban, tali sepatu dan rambut. Lakban dan tali sepatu ditemukan oleh anjing pelacak di lokasi yang sama sementara rambut berada di lokasi yang berbeda.
Komisaris Besar Khrisna Murti mengatakan penemuan lakban akan diteliti lebih dalam untuk mencari keidentikannya dengan lakban di lokasi penemuan mayat.
"Kalau identik nanti kami lokalisir," kata Khrisna.
Namun, rumah yang sempat diputari oleh si anjing pelacak diperkirakan bukan rumah pelaku. Sebab, menurut Khrisna, rumah tersebut sangat sempit dan diisi oleh banyak penghuni.
Putri Nur Fauzia hilang sejak Jumat (2/10/2015) siang. Putri ditemukan tewas pada 22.30 di hari yang sama di kawasan Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat.
Putri dinyatakan hilang oleh orang tuanya sebab tak kunjung pulang ke rumah dari sekolahnya di SD 05 Pagi, Kalideres. Biasanya Putri pulang pada pukul 09.30 WIB.