Bisnis.com, JAKARTA - Tiga prajurit pengangkat jenazah para pahlawan revolusi akan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.
" Presiden Joko Widodo berencana mengundang tiga prajurit," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan setelah mengikuti upacara untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang dilangsungkan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (1/10/2015).
"Saya kira suatu apresiasi dari presiden, karena tinggal tiga orang yang masih hidup dari semua yang terlibat dalam pengangkatan jenazah para pahlawan revolusi," kata Luhut.
Luhut mengatakan dirinya sangat tersentuh bahwa Presiden Jokowi sampai punya ide seperti itu, dan meminta kepada dirinya untuk mengatur ketiga prajurit tersebut agar bisa bertemu dengan Presiden di Istana.
Namun, dalam kesempatan yang sama, Luhut menyampaikan pihaknya belum membicarakan terkait proses rekonsiliasi untuk korban pelanggaran HAM 1965-1966.
"Kami belum berbicara sampai situ karena membutuhkan waktu yang panjang, tetapi kami sedang cari formatnya yang bagus dan tidak menimbulkan kegaduhan," ucapnya.
Luhut juga mengatakan sampai saat ini tidak ada pikiran dari pemerintah untuk meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Saya katakan kepada presiden tidak ada pikiran untuk minta maaf, dan saya sudah berkali-kali katakan kita harus menatap ke depan. Jangan melihat ke belakang lagi," ujar Luhut yang juga pernah menjabat Kepala Staf Kepresiden dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Upacara yang dimulai pukul 08.00 WIB tersebut diikuti oleh seluruh menteri kabinet kerja, pemimpin lembaga negara dan juga anggota TNI, Polri, dan pelajar, serta masyarakat.
Presiden Joko Widodo bertugas sebagai Inspektur Upacara, sedangkan Kapolresta Depok Kombes Pol Dwiyono bertugas sebagai Komandan Upacara.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan membacakan teks Pancasila, Ketua DPD RI Irman Gusman membacakan Pembukaan UUD 1945, dan Ketua DPR RI Setya Novanto membaca dan menandatangani ikrar.
Peserta upacara berjumlah 1.029 orang terdiri atas TNI, Polri, mahasiswa, KNPI, dan Pramuka, serta siswa SD hingga SMA/SMK.
Sementara itu, paduan suara terdiri atas siswa SMA 78 Jakarta, SMA Kristen 3 Penabur, SMA 39 Jakarta, SMA 49 Jakarta, dan SMA 34 Jakarta, serta orkestra berasal dari SMKN 2 Bantul, Yogyakarta.
Hadir pula dalam upacara peringatan tersebut Ibu Negara Iriana.