Kabar24.com, RAMALLAH- Puluhan orang Palestina turun ke jalan di beberapa kota besar Tepi Barat Sungai Jordan untuk memprotes serangan dan pelanggaran Israel terhadap Masjid Al-Aqsha.
Sambil meneriakkan slogan dan mengibarkan bendera Palestina, pemrotes bergerak menuju 300 pos pemeriksaan Israel di sebelah utara Bethlehem, guna menuntut dihentikannya serangan terhadap kompleks Masjid Al-Aqsha. Serangan telah terjadi selama dua pekan belakangan.
Bentrokan meletus setelah pemuda Palestina yang melancarkan protes melempar batu ke pasukan militer Israel yang ditempatkan di sejumlah pos pemeriksaan di Tepi Barat.
Tentara Yahudi membalas dengan "menembakkan peluru karet dan gas air mata", sehingga melukai sejumlah pemrotes, kata beberapa sumber Palestina.
Bentrokan paling sengit terjadi di dekat pos pemeriksaan permukiman Bet El di dekat Ramallah dan Masjid Bilal Bin Rabah di sebelah utara Bethlehem, kata sumber tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua.
Sebelum bentrokan, beberapa kota besar telah mengumumkan pemogokan komersial selama dua jam, termasuk sekolah dan badan pemerintah yang mengumumkan penghentian kegiatan selama dua jam
Hussain Hamayel, Juru Bicara Partai Fatah, mengatakan kepada Xinhua bahwa pemogokan itu adalah "protes terhadap serangan dan pelanggaran Israel terhadap Masjid Al-Aqsha".
Ia menyatakan rakyat Palestina menolak upaya Israel untuk memberlakukan pemisahan sebagian dan sementara di Al-Aqsha, dan serangan yang terus terjadi terhadap halaman Al-Aqsha.
Hamayel menambahkan demonstran juga menyampaikan dukungan terbuka buat Presiden Mahmoud Abbas, sehari sebelum ia dijadwalkan berpidato di Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Bundaran Komplesk Masjid Al-Aqsha telah menjadi lokasi bentrokan hampir setiap hari selama dua pekan belakangan antara pasukan keamanan Israel dan orang Palestina yang beribadah.
Rakyat Palestina memprotes diizinkannya kelompok Yahudi memasuki Kompleks Masjid Al-Aqsha pada hari raya Yahudi.
Mereka mengatakan Israel ingin memberlakukan pemisahan sebagian kompleks tersebut dengan membatasi akses orang Muslim yang ingin beribadah ke tempat itu dan mengizinkan pemukim Yahudi masuk. Pemberian izin tersebut, kata rakyat Palestina, bertentangan dengan status quo mengenai tempat suci itu.