6. Eksekutor Sempat Meminta Maaf
Dia mengaku sempat mengalami masa-masa emosional pascakepergian ayahandanya, sebelum akhirnya memutuskan untuk menimba ilmu di luar negeri, mungkin sekaligus untuk menenangkan hati dari kemarahan dan kekecewaan.
“[Serka] Bungkus [yang menculik dan mengeksekusi M.T. Haryono] sempat datang meminta maaf, tapi saya tidak bisa. Dia pulang masih bertemu keluarga, tapi saya tidak bisa lagi melihat ayah saya,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca, seperti menahan pilu.
Sebagai anak lelaki pertama, Untung juga memiliki kedekatan istimewa dengan ayahnya. Rully dan Juwita bercerita sewaktu kecil Untung punya kebiasaan menghisap jempol saat tidur. Tiap pagi, setelah bangun tidur, Pak Yani kerap membariskan semua anaknya.
Dengan jenaka, Pak Yani sengaja menyuruh seluruh anaknya mencium jempol bekas hisapan Untung. Semua tertawa saat mengenang momen-momen penuh kehangatan seperti itu. Kenangan-kenangan itulah yang terus mempersatukan keluarga yang ditinggal kepalanya itu.
Sementara itu, Untung belum dapat berdamai dengan masa lalunya dan para pelaku pembunuhan Dewan Jenderal, Amelia memilih untuk bersikap lebih diplomatis. “Tidak perlu meminta maaf. Cukup saling mengerti saja. Cukup jaga silaturahmi saja,” ujarnya singkat.
Amelia yang juga Duta Besar RI untuk Bosnia bercerita, pascatragedi keluarga Yani diungsikan ke daerah Pasar Minggu selama 3 malam. Di sana, mereka terus memantau perkembangan di Tanah Air melalui berita di radio.
“RRI pada waktu itu sudah dikuasai [Letkol] Untung. Namun, kami menemukan [gelombang] radio Australia yang ditandai dengan bunyi burung kookaburra, yang menyiarkan berita yang lebih netral,” kenangnya.