7. Jiwa Patriotisme Pak Yani
Segala ketidakpastian pascakepergian Pak Yani dialami oleh istri dan kedelapan anaknya. Bahkan, Bu Yani disebut pernah membuka toko sembako dan meminta pekerjaan ke PT Pertamina (Persero) untuk dapat terus menghidupi anak-anaknya.
“Patriotisme ayah kami, itulah yang menjadi semangat dan pemersatu kami. Bahkan di dalam tekanan politik dan kegundahan hatinya, Pak Yani tetap setia pada negara ini. Kami bangga punya ayah seperti beliau,” ucap Amelia.
Lantas, dia menunjukkan salah satu dari sekian banyak buku harian yang ditulis Achmad Yani. Ya, Sang Jenderal dari Jenar itu selalu menyempatkan diri menulis dan mencurahkan isi hatinya ke dalam buku setiap malam sebelum tidur.
Amelia memperlihatkan sebait curahan hati Achmad Yani, yang ditulis tangan pada 18 Januari 1965, saat Indonesia memutuskan hengkang dari PBB di tengah tekanan kepentingan Blok Barat dan Blok Timur.
Di dalam bait sederhana itu tertuang segala hal yang menyimpulkan mengapa Pak Yani lebih dari layak disebut sebagai Pahlawan Revolusi. “Kenapa saya menjadi prajurit? Karena saya patriot. Kenapa saya patriot? Karena saya cinta Tanah Air.”