Tanggalnya lencana DPR dari jas hitam yang dikenakan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon saat bertemu dengan pebisnis kenamaan, sekaligus salah satu kandidat bakal calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, di New York pekan lalu, seperti menjadi isyarat simbolik bahwa perjumpaan mereka bukan dalam rangka tugas keparlemenan atau perintah luhur konstitusi.
Sejak merebak polemik dan kontroversi di Tanah Air terkait beredarnya video kehadiran Setya dan Fadli di acara konferensi pers Trump tersebut, Fadli sibuk melayani telekonferensi dengan beberapa stasiun televisi nasional sekaligus berupaya menepis berbagai spekulasi dan tudingan negatif ihwal pertemuan di Trump Tower, Fifth Avenue, New York itu.
Fadli berkali-kali mengatakan bahwa pertemuan itu bersifat informal dan tidak memiliki agenda politik apapun, apalagi mendukung pencapresan Trump.
Menurutnya, pertemuan dengan Trump hanya membicarakan tentang rencana ekspansi bisnis dan investasi pengusaha tersebut di Indonesia.
Apakah sebenarnya motif pertemuan politisi Senayan itu dengan konglomerat kontroversional asal negeri Paman Sam itu? Berikut ini analisis Bisnis.com;