Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Turki  menghentikan penyelidikan safeguard produk kertas printing and writing  paper asal Indonesia setelah tidak ditemukannya kerugian akibat produk impor tersebut.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Karyanto Suprih mengatakan, dengan adanya keputusan dari pemerintah Turki, akses  pasar produk kertas printing and writing paper Indonesia kembali terbuka.

“Ini kesempatan bagi para eksportir produsen printing and writing paper Indonesia untuk dapat memanfaatkan pangsa pasar ekspornya di Turki sehingga kinerja ekspor Indonesia akan meningkat,” kata Karyanto, Senin (7/9/2015).

Ekspor printing and writing paper Indonesiake Turki selama ini mencapai pangsa pasar sekitar 6%–10% dari total impor Turki untuk produk tersebut dari dunia.

Adapun, penghentian penyelidikan safeguard untuk produk tersebut merupakan hasil dari final report summary yang diumumkan pada 28 Agustus 2015. Keputusan tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional Turki atas masukan dari konsumen dan industri pengguna serta tidak ditemukannya kerugian terhadap industri dalam negeri akibat produk impor tersebut.

Penyelidikan safeguard untuk printing and writing paper dimulai sejak 21 Juni 2014 atas permohonan dari 3 produsen kertas terbesar di Turki, yaitu Ve-Ge Hassas Kat Ve, Alkim Kait Sanayi, dan Kombassan Kat Matbaa dengan dilatarbelakangi dugaan terjadinya kerugian industri domestik akibat lonjakan impor produk kertas  tersebut.

Dalam laporannya di World Trade Organization (WTO), Pemerintah Turki mencatat konsumsi domestik pada 2013 meningkat hingga 167.000 ton dibandingkan kebutuhan  pada 2009. Lonjakan permintaan tersebut sebagian besar dipasok dari impor.

Adapun, produk yang termasuk dalam penyelidikan ini adalah yang diklasifikasikan di bawah kode HS 4802.55.15.10.00; 4802.55.25.10.00; 4802.55.30.10.00; 4802.55.90.10.00; 4802.56.20.20.00; 4802.56.80.10.00; 4802.57.00.10.00; 4802.58.10.10.00; 4802.58.90.10.00.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper