Kabar24.com, DUBLIN - Kapal Angkatan Laut Irlandia pada Sabtu (5/9/2015) menyelamatkan 329 orang dari tiga kapal di Laut Tengah, kata militer.
Militer di Dublin menyatakan Kapal LE Niamh diberi tugas oleh Pusat Koordinasi Pertolongan Kelautan Italia pada Sabtu pagi untuk menyelidiki terlihatnya tiga benda yang diduga sebagai kapal migran sekitar 58 kilometer di lepas pantai di sebelah utara Ibu Kota Libya, Tripoli.
LE Niamh mengerahkan beberapa perahu-karet motor untuk memindahkan migran ke kapal tersebut. Tak berapa lama kemudian beberapa kapal ditemukan, dan kapal Angkatan laut Irlandia itu menolong semua orang di kapal tersebut.
Semua 329 orang yang diselamatkan terdiri atas 317 lelaki, 11 perempuan dan satu anak kecil, dan semuanya diberi air, makanan serta bantuan medis.
Kapal Angkatan Laut Irlandia sekarang telah menyelamatkan sebanyak 3.343 migran sejak memulai operasi di Laut Tengah pada Juli.
Kapal LE Niamh, dengan 55 anggota awal Angkatan Laut dan dua petugas medis, melanjutkan kegiatan yang dimulai oleh LE Eithne.
LE Eithne adalah kapal pertama Angkatan Laut Irlandia yang dikerahkan ke Laut Tengah pada pertengahan Mei untuk membantu Pemerintah Italia dalam operasi kemanusiaan guna menyelamatkan migran yang menyelamatkan diri dari Afrika Utara.
Kapal baru Angkatan Laut Irlandia tersebut direncanakan dioperasikan di Laut Tengah sampai September, tergantung atas tuntutan operasi dan keperluan yang muncul, kata militer.
Pada Jumat (4/9) sebanyak 30 sampai 40 migran dikhawatirkan tewas setelah satu perahu kecil yang membawa 120-140 migran mengalami kerusakan di lepas pantai Libya, kata Organisasi Internasional bagi Migrasi di dalam satu pernyataan.
Semua migran tersebut berangkat dari Kota Misrata, sekitar 200 kilometer di sebelah timur Ibu Kota Suriah, Tripoli. Enam sampai tujuh jam kemudian, perahu mereka mulai mengempis, dan menimbulkan kepanikan di kalangan migran di perahu itu dan akhirnya membuat sebagian dari mereka tewas-tenggelam. Sebanyak 91 orang selamat, katanya.
Migran tersebut berasal dari Sudan, Somalia dan Nigeria, katanya.