Kabar24.com, SEOUL-- Korea Utara (Korut) menyiapkan pasukannya untuk siaga perang sejak Jumat (21/8/2015) setelah Korea Selatan (Korsel) menolak ultimatum menghentikan siaran propaganda atau menghadapi aksi militer.
Hal ini mendorong China menyuarakan keprihatinan dan mendesak kedua belah pihak untuk mundur setelah saling menembak artileri.
Reuters melaporkan hari ini, Sabtu (22/8/2015), bahwa pihak Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan militer negara itu siap berperang dan menolak ide untuk menahan serangan seperti yang disuarakan oleh China.
Media resmi Korut mengatakan bahwa aksi penyerangan tidak akan hanya menjadi gertakan, dan wakil duta besar Korut untuk PBB, An Myong Hun, menegaskan ancaman Pyongyang akan dilakukan jika siaran Korsel tidak berhenti.
Seorang wartawan juga mengatakan Korut telah meminta 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan darurat.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengimbau agar Korea untuk tidak mengambil tindakan apapun yang lebih lanjut dapat memperburuk ketegangan, namun para diplomat mengatakan tidak ada diskusi antara anggota Dewan Keamanan tentang pertemuan darurat.
Korsel menolak ultimatum bahwa pihaknya akan menghentikan siaran anti-Pyongyang pada Sabtu (22/8/2015).
Berdasarkan media di Seoul, Korut kembali meluncurkan empat peluru artileri ke Korsel sebagai protes jelas pada siaran anti-Pyeongyang pada Senin dan Kamis lalu.
Korsel kemudian menembakkan kembali 29 peluru artileri. Sementara itu, Korut menuduh musuh lamanya itu menebar kebohongan untuk dapat menembakan pelurunya.