Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan kegaduhan yang terjadi akibat pernyataan Menko Rizal Ramli sudah dianggap selesai.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjelaskan, dalam rapat kabinet paripurna, Rabu (19/8) baik Presiden maupun Wapres telah meminta jika terjadi perbedaan pendapat diselesaikan dalam forum rapat, bukan lewat media massa.
“Kemarin secara khusus Presiden sudah memanggil menteri yang bersangkutan, Pak Rizal, dan menganggap persoalan ini sudah selesai,” kata Pramono di Kantornya, Kamis (20/8/2015).
Presiden, ujar Pramono, membuka lebar masukan dan kritikan namun harus dibicarakan dalam rapat.
Jokowi, ujarnya, mengacungi jempol kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang tetap ngotot dalam pembangunan light rail transit.
“Tapi sekali lagi, yang akan diatur adalah perbedaan setajam apapun yang terjadi di LRT kemarin itu diselesaikan di ruang-ruang rapat,” ujar Pramono.
Dengan selesainya kegaduhan ini berarti tidak akan ada debat publik yang sempat dilontarkan Rizal terhadap Jusuf Kalla.
Seskab minta tidak ada lagi perdebatan yang berkaitan dengan pembangkit listrik 35.000 mega watt.
“Bahwa 35.000 mega watt itu bukan target tapi kebutuhan bangsa kita sampai saat ini. Bahkan sampai saat ini yang ngantre untuk meminta izin power plant itu sudah lebih dari 50.000 mega watt,” ujar Pramono.
Sidang Kabinet Paripurna pertama kali setelah reshuffle pada Rabu (19/8/2015) dihadiri oleh Presiden, Wakil Presiden dan seluruh menteri Kabinet Kerja.
Kesempatan itu digunakan Presiden dan Wakil Presiden untuk menyentil para menteri yang bikin gaduh lewat media massa.
Secara tidak langsung Jokowi menegur Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli yang mengkritik pemerintahan.
Seperti diberitakan, Rizal mengeritik proyek listrik 35.000 mega watt tidak realistis dengan kondisi perekonomian sekarang. Ia meminta pemerintah melakukan revisi.