Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rp16 Triliun Digelontorkan untuk Bangun Perbatasan

Pemerintahan Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) akan menggelontorkan dana Rp 16 triliun tahun 2016 untuk membangun perbatasan.
Perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea/Antara
Perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea/Antara

Kabar24.com, TARAKAN--  Pemerintahan Presiden Jokowi Widodo (Jokowi)  akan menggelontorkan dana Rp 16 triliun tahun 2016 untuk membangun perbatasan.

Membangun perbatasan merupakan salah satu program prioritas Jokowi yang tercantum dalam Nawacita.

"Arahan presiden jelas, beliau ingin dalam dua tahun ini wajah perbatasan lebih bagus daripada negara tetangga," ujar Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Triyono Budi Sasongko, Selasa (18/8/2015).

Tahun ini, kata Triyono, anggaran untuk mengelola perbatasan mencapai Rp 13,9 triliun. Meskipun bertambahnya tak begitu banyak, Triyono mengatakan tambahan dana transfer daerah dan dana desa juga bisa digunakan untuk membangun perbatasan.

"Namun tidak dipaksakan karena daerah punya prioritas masing-masing," ujarnya. 

Terdapat 187 daerah perbatasan yang jadi lokasi prioritas pembangunan. Menurut Triyono, pembangunannya akan dilakukan bertahap. Tiap tahun, 50 daerah dijadikan prioritas.

"Targetnya dalam tiga tahun sudah selesai," kata dia.

Triyono yang juga penjabat Gubernur Kalimantan Utara mengatakan di Kalimantan Utara akan digelontorkan dana sebesar Rp 1,4 triliun hanya untuk membangun perbatasan.

Selama ini akses jalan menjadi masalah utama di perbatasan. Contohnya, di Long Nawang, Kayan Hulu, masyarakatnya memilih belanja di Malaysia karena lebih mudah dijangkau. Kini, pemerintah mulai membangun jalan yang akan menembus hingga Samarinda, Tarakan, dan kota-kota besar lainnya. 

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan selain jalan, pemerintah juga akan membangun puskesmas, sekolah, dan pasar sehingga masyarakat yang tinggal di perbatasan terjamin mata pencahariannya, akses kesehatan, dan akses pendidikan.

"Intinya wajah perbatasan kita harus lebih baik daripada Malaysia, Singapura, dan Filipina," ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper