Kabar24.com, JAKARTA—Pemerintah mengakui depresiasi rupiah memberi tantangan terhadap pengelolaan investasi dana pendidikan yang disediakan negara melalui Kementerian Keuangan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, dalam program pemberian beasiswa, pemerintah mengeluarkan biaya pendidikan berdasarkan kebutuhan peserta di masing-masing universitas luar negeri.
Dengan begitu, dana pemerintah yang semula berupa rupiah perlu diubah menjadi valuta asing.
Dengan adanya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), maka pemerintah harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan ketika kurs rupiah menguat beberapa waktu sebelumnya.
“Masalahnya memang ini dana rupiah dibayar dolar. Jadi lemah, kalau depresiasi, makin menurun,”katanya, Selasa(4/8/2015).
Untuk itua, pemerintah berkomitmen menjaga pengelolaan investasi dana pendidikan yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementerian Keuangan.
Selain itu, pemerintah juga menambah dana pendidikan agar bisa dimanfaatkan dengan baik.
“Ya pasti kami menjaga investasinya itu jangan menurun. Kami tambahkan dananya. Kalau tidak, akan menurun,”sambungnya.