Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILKADA DEPOK 2015: 30% Warga Pemilih Transaksional

Direktur Puspol Indonesia sekaligus Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun mengatakan jumlah pemilih pada Pilkada Depok 2015 terbagi pada tiga kategori.
Masyarakat Selamatkan Kota Depok berunjuk rasa di depan Kantor KPU Depok, Rabu (29/7/2015)./Bisnis.com-Miftahul Khoer
Masyarakat Selamatkan Kota Depok berunjuk rasa di depan Kantor KPU Depok, Rabu (29/7/2015)./Bisnis.com-Miftahul Khoer
Bisnis.com, DEPOK- Direktur Puspol Indonesia sekaligus Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun mengatakan jumlah pemilih pada Pilkada Depok 2015 terbagi pada tiga kategori.
 
"Kategori pertama adalah pemilih transaksional yang mencapai sekitar 30%. Warga Depok pada kategori ini akan memilih pasangan calon yang membayarnya," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (31/7/2015).
 
Kategori kedua, yaitu pemilih rasional. Para pemilih ini berasal dari kalangan yang berpikir dan menentukan terlebih dahulu siapa sosok yang akan dipilihnya.
 
Ubedilah mengatakan, pemilih rasional di Kota Depok mencapai sekitar 40%, lantaran warga Depok berasal dari kalangan anak muda, terpelajar dan memiliki gelar pendidikan yang tinggi.
 
Selain itu, Depok merupakan daerah yang dipenuhi oleh sejumlah perguruan tinggi. Oleh karena itu dipastikan para pemilih rasional mendominasi dibandingkan pemilih transaksional.
 
"Terakhir adalah pemilih irasional yang berasal dari kalangan menengah ke bawah," ujarnya.
 
Pemilih irasional adalah warga Depok yang memilih calon tanpa mengetahui informasi secara jelas mengenai siapa sosok yang akan dipilihnya.
 
Seperti diketahui, pemilihan kepala daerah serentak 2015 di Kota Depok diikuti oleh dua pasangan calon antara lain Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi dan Idris Abdul Shomad-Pradi Supriatna.
 
Pemilihan yang akan digelar pada 9 Desember 2015 itu diperkirakan melibatkan sekitar 1,6 juta warga Depok yang akan memilih calon wali dan wakil wali kota tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper