Kabar24.com, JAKARTA—Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperkirakan ancaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan akan semakin meningkat seiring musim kemarau yang tak kunjung berakhir.
Kepala Pusat Data dan Informasi Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan musim kemarau diperkirakan berakhir Oktober hingga November 2015 mendatang.
“Kondisi ini membuat bencana asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan akan meningkat pula jika tidak diantisipasi dengan baik,”ujarnya dalam siaran pers, Sabtu(4/7/2015).
Pantauan Satelit Modis di Sumatera pada Jumat (3/7/2015) menunjukkan terdapat 203 wilayah panas (hotspot). Antara lain, di Sumatera Utara sebanyak 23 lokasi, Jambi 37, Sumatera Barat 24, Riau 23, Sumatera Selatan 80, Lampung 14, Bangka Belitung empat, Aceh tiga, Bengkulu tiga, dan satu di Kepulauan Riau.
Dampak kebakaran hutan dan lahan sudah dirasakan masyarakat. Pada hari ini dilaporkan Dumai tertutup asap dengan jarak pandang 1 kilometer. Kualitas udara yang terpantau dari indeks standar pencemaran udara (ISPU) juga menurun. Di Pekan Baru, Rumbai, Minas, Duri, Dumai, dan Petapahan ISPU tergolong sedang.
Menurut dia, upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan oleh gubernur dan bupati wilayah setempat sebagai penanggung jawab penanganan kebakaran hutan dan lahan. Penanganan dilakukan dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada. Sementara itu, pemerintah pusat sifatnya mendukung Pemda.
Di Riau, BPPT, BNPB, dan TNI AU terus melakukan operasi hutan buatan sejak 22 Juni 2015 hingga sekarang. Total sudah sembilan kali penerbangan dengan pesawat CN 295 TNI dilakukan menaburkan 18,8 ton garam bahan semai ke dalam awan.
Satgas di darat dari TNI, Manggala Agni, BPBD, SKPD, relawan, dunia usaha, dan masyarakat juga memadam api, baik di lahan maupun di kawasan-kawasan hutan.
Tercatat ada 1.352 hektar lahan yang terbakar yaitu 326 hektar di lahan non hutan dan 1.026 hektar lahan di kawasan hutan yang terbakar. Seluas 819 hektar berhasil dipadamkan sedangkan 533 hektar belum dapat dipadamkan.
Dari 1.026 hektar kawasan hutan yang terbakar di Area Penggunaan Lain (APL) 826 hektar, hutan produksi 181 hektar, suaka margasatwa Giam Siak Kecil 11 hektar, dan area lainnya. Manggala Agni sebagian berhasil memadamkan api. Satgas penegakan hukum berhasil menangkap pembakar dimana 23 orang ditetapkan tersangka.