Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia, Denny Januar Ali, menduduki urutan kesatu dalam list Majalah TIME pemilihan toko paling berpengaruh di Internet per tanggal 27 Juni 2015.
"Media sosial dan dunia Internet menjadi powerful jika bersinerji dengan jaringan civil society. Itulah yang terjadi mengapa urutan saya merangkak dari level bawah akhirnya bisa ke rangking 1. Aneka civil society menggerakkan jaringan bahkan keluarganya memobilisasi vote. Sinergi itu yang tak dilakukan atau tak terjadi pada tokoh lain di list TIME Magazine," kata Denny JA.
Majalah TIME tak hanya memilih "Person of the Year" setiap tahun, tapi kini majalah yang sirkulasinya terbesar di dunia itu memilih tokoh paling berpengaruh di Internet. Urutan kesatu Denny JA di list TIME dapat dilihat pada laman time.pinnion.com
"Saya tak menduga. Tentu saya mengapresiasinya karena yang memilih adalah majalah dunia sekaliber TIME. Internet adalah teknologi yang memperkuat individu. Ini teknologi pembebasan (Liberation Technology). Di era ini, seorang individu tak harus punya jabatan politik, tak harus punya TV, tak harus menjadi selebriti, tapi ia bisa mempengaruhi opini publik jika ia cerdas dan kreatif memanfaatkan Internet".
Dalam list itu, Denny JA bersaing dengan Presiden Barack Obama, Presiden Argentina Cristina Fernández de Kirchner, Perdana Menteri India Narendra Modi, selebriti dunia seperti Shakira, Taylor Swift dan Justin Bieber.
Di banyak akun facebook dan WA grup, misalnya, muncul seruan ini: (Sahabat, dukunganmu ikut menentukan. Dukung bangsamu!). dengan cara, yaitu buka link "Bit.ly/DennyJAVotes", kemudian pilih nama Denny Januar Ali. Selanjutnya klik "cast vote".
Denny JA menambahkan, ada tiga isu yang dipejuangkan yaitu pertama nasionalisme: dukung Vote Denny JA dimaknai senangi mendukung teman sebangsa untuk untuk prestise Indonesia sendiri di dunia internasional. Kedua: Indonesia Tanpa Diskriminasi (ITD) dengan ikut mengkampanyekan isu Indonesia Tanpa Diskriminasi.
"Ketiga : peran individu seperti dirinya saya dijadikan contoh individu yang tanpa jabatan politik, bukan selebriti, toh bisa ikut mempengaruhi opini publik. Hal ini akan menjadi stimulasi bagi individu lain," tutupnya.