Bisnis.com, DEPOK- Komisi D DPRD Kota Depok mengklaim telah lama mencurigai adanya penyelewengan anggaran pengadaan perlengkapan sekolah tingkat SD di Kota Depok seiring tengah dilakukan penyelidikan dugaan korupsi oleh Polda Metro Jaya.
Ketua Komisi D DPRD Kota Depok Lahmudin Abdullah mengatakan komisinya mendorong aparat kepolisian mengumpulkan bukti dugaan tindak pidana korupsi atas bantuan sosial (Bansos) pengadaan sepatu senilai Rp15,8 miliar tersebut.
"Sebetulnya gelagat adanya dugaan korupsi pada dana bantuan ini sudah kami cium sejak lama, tapi karena melibatkan banyak pihak, kami sulit mengontrolnya," ujarnya, Jumat (26/6/2015).
Lahmudin memaparkan Bansos dari Provinsi Jawa Barat tersebut diajukan pada 2013 untuk dimasukan dalam pembahasan APBD 2014. Pengadaan bantuan itu, kata dia, baru terealisasi pada 2015.
Dia menuturkan setelah bantuan dicairkan dalam bentuk sepatu dan seragam, proses distribusinya juga diduga tidak tepat sasaran. Misalnya, ukuran sepatu dan seragam tidak sesuai dengan yang diterima siswa.
Selain itu, ada beberapa sekolah yang tidak memeroleh bantuan sehingga menyebabkan kecemburuan sosial di antara sekolah di Kota Depok.
"Maka kami dukung polisi usut kasus ini sampai tuntas," katanya.
Lahmudin menambahkan, dalam kasus ini akan ada tersangka yang terlibat, tetapi pihaknya belum bisa menjabarkan secara rinci, sebab kewenangan pengungkapan kasus tersebut ada pada aparat berwenang.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Depok Dewi Utami menuturkan pengadaan seragam dan sepatu bagi SD dari Bansos Pemprov Jabar itu muncul saat rapat pembahasan APBD 2014.
Dia mengungkapkan Badan Anggaran Kota Depok saat itu mengajukan sekaligus yang menyetujui kegiatan pengadaan tersebut.
Adapun, perlengkapan sekolah bagi SD itu diberikan pada 126.224 siswa di 274 SD negeri Kota Depok.
"Anggaran bantuan itu bukan Disdik yang ajukan. Kami khawatir dengan informasi yang berkembang saat ini," ujarnya.
Dia menambahkan anggaran seragam sekolah yang diajukan dari Bansos Pemprov Jabar itu mencapai Rp9,46 miliar dan sepatu Rp6,31 miliar untuk meringankan siswa.