Kabar24.com, JAKARTA – Melalui sidang pada 18-21 Juni 2013 di Korea Selatan, UNESCO menetapkan 54 inskripsi dari puluhan negara sebagai Memory of the World (MoW)
Dua di antaranya manuskrip kuno dari Indonesia yang didaftarkan Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), yakni Kitab Negarakertagama dan Babad Dipanagara.
“Saya merasa sangat bangga sekali peninggalan asli Indonesia memiliki nilai historis sangat tinggi, Babad Dipanagara dan Negarakertagama ini bisa diakui dunia sebagai sejarah perjuangan yang bisa membawa nama Indonesia,” tutur Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dalam sambutannya di Jakarta, Senin (25/5/2015).
Naskah kuno Negarakertagama sudah diusulkan untuk menjadi Memory of the World (MoW) sejak 2008. Namun, warisan dokumenter tersebut baru diajukan untuk di daftarkan dalam MoW pada 2013.
Negarakertagam ditulis oleh Mpu Prapanca pada lembaran lontar yang berisi kesaksian pemerintah Majapahit pada masa Raja Hayam Wuruk abad ke-14, ide modern tentang keadilan sosial, kebebasan beragama, keamanan pribadi, dan kesejahteraan rakyat dijunjung tinggi.
“Naskah itu juga memberi kesaksian mengenai sikap demokratis dan keterbukaan otoritas di depan rakyat pada masa dimana masih dianut keabsolutan kerajaan,” papar Kepala Perpustakaan Nasional Sri Sularsih.