Bisnis.com, PEKANBARU -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memberikan bantuan uang tunai Rp50 juta kepada warga Kecamatan Sungai Tohor, Kepulauan Meranti, Riau untuk pembuatan sekat kanal (semacam bendungan kecil) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menteri Siti Nurbaya mengatakan hendaknya bantuan itu bisa digunakan dengan baik. Karena sekat kanal itu berguna untuk membasahi lahan gambut agar tidak mudah terbakar.
"Ini, kan programnya Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Kepulauan Meranti, November tahun lalu," pesannya saat memberikan bantuan secara simbolis di Bandara Sultan Syarief Kasim II Pekanbaru, Rabu (6/5/2015).
Tokoh masyarakat Sungai Tohor yang menerima bantuan tersebut, Abdul Manan berterimakasih dengan bantuan yang diberikan pihak Kementerian LHK itu.
"Kita ucapkan terimakasih. Karena biaya pembangunan sekat kanal itu mahal sekali. Dengan Rp50 juta ini, setidaknya 4 sekat kanal bisa kita bangun lagi," katanya.
Nantinya, tiba di Sungai Tohor, Kepulauan Meranti, dia akan langsung mengajak warga sekitar untuk menambah sekat kanal berikutnya. "Kini sudah terbangun 13 sekat kanal. Rencananya kita akan langsung tambah lagi," katanya.
Menurutnya, sekat kanal yang merupakan ide dari Presiden Joko Widodo itu sangat efektif untuk membahasi lahan gambut. Semenjak sekat kanal itu dibuat, tidak satupun karhutla terjadi di Sungai Tohor.
"Semenjak dibangun sekat kanal, tidak ada karhutla terjadi di Sungai Tohor. Sangat efektif sekali. Karena tahun lalu, 5000 hektar lahan di kecamatan itu yang terbakar. Kan, di sana ada lahan PT. Nasional Sago Prima (NSP)," ungkapnya.
Selain itu, sekat kanal juga berfungsi untuk mencegah air asin naik ke perkebunan sagu yang menghidupi perekonomian Kepulauan Meranti. "Kalau air asin masuk, sagu bisa mati. Di Kecamatan Sungai Tohor, produksi sagu mencapai 300 sampai 500 ton perbulan," ungkapnya.
Menteri Instruksikan Perpanjangan Karhutla
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menginstrukikan
agar Pelaksana Tugas Gubernur Riau mengeuarkan Surat Keterangan (SK) Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Dia juga telah memperpanjang izin moratorium penebangan hutan dan lahan gambut.
Menteri Siti Nurbaya mengungkapkan SK Siaga Darurat tersebut bisa diberlakukan sejak Mei hingga Oktober 2015. Menteri juga meminta kepada phak-pihak terkait untuk mengantisipasi hal ini.
"Kita sekarang barada di situasi siaga darurat. sehingga kami bersama BNPB dan saya terutama meminta tolong kepada Pemprov Riau dengan situasi sekarang dan perkiraan-perkiraan cuaca menurut BMKG kita sudah bisa menetapkan situasi ini sebagai siaga darurat," ujarnya saat berada di Pekanbaru, Rabu (6/5/2015).
Hal itu berdasarkan hasil rapat koordinasi Menteri LHK dengan Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif Dansatgas Karhutla Riau Brigjen TNI Nurendi di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
"Gubernur dan jajaran daerah selanjutnya bisa mendiskusikan bagaimana persiapan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan," tambahnya.
Sementara itu, PLT Gubernur Riau siap melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengatasi kebarakan hutan dan lahan yang juga akan menimbulkan bencana kabut asap itu.
"Kita terus berkoordinasi, dan menyiapkan apa-apa yang diperlukan untuk satgas di daerah. Artinya kita bersama-sama, baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi hingga kabupaten/kota berupaya agar kebakaran-kebakaran yang sudah terjadi tidak meluas," kata Arsyadjuliandi.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, pada Rabu (6/5) sore menemukan 7 titik panas (hotspot) di Riau dari 27 titik panas di Pulau Sumatera. Tujuh titik panas tersebut berada dii Kampar, Siak, Inhil, Pelalawan dan Rohil.
Siti Nurbaya Bantu Rp50 Juta Untuk Pembuatan Sekat Kanal
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memberikan bantuan uang tunai Rp50 juta kepada warga Kecamatan Sungai Tohor, Kepulauan Meranti, Riau untuk pembuatan sekat kanal (semacam bendungan kecil) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Gemal Abdel Nasser P.
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
9 jam yang lalu