Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SABDA RAJA: Sultan Biarkan Yang Tidak Setuju Berkoar

Sabda Raja dan Dawuh Dalem yang dikeluarkan Raja Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus sebagai Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, menimbulkan pro dan kontra di internal Kraton maupun di masyarakat.
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X /Antara
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X /Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Sabda Raja dan Dawuh Dalem yang dikeluarkan Raja Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus sebagai Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, menimbulkan pro dan kontra di internal Kraton maupun di masyarakat.

Hingga kini pihak Kraton belum menyampaikan secara resmi isi dari Sabda Raja tersebut.

Sultan menyatakan akan menyampaikan keterangan resmi pada pekan depan. Pekan ini Sultan membiarkan bagi yang tidak setuju dengan Sabda Raja untuk menyampaikan pendapatnya.

“Minggu depan saya panggil semua. Biar sekarang yang enggak setuju [Sabda Raja] berkoar semua.” kata Sultan.

Sultan juga menyatakan sudah mengirimkan naskah Sabda Raja ke Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). “Sudah saya kirim,” ujarnya.

Dalam Sabda Raja yang dikeluarkan Kamis pekan lalu, di antara poinnya adalah menghilangkan klausul Kalifatullah, mengganti kalimat Buwono menjadi Bawono, mengubah perjanjian pendiri Mataram Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring, menyempurnakan keris Kanjeng Kyai Kopek dengan Kanjeng Kyai Ageng Joko Piturun.

Isi dari Sabda Raja ini mendapatkan reaksi dari Internal Kraton termasuk dari sejumlah adik-adik Sultan. Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo, GBPH Yudhaningrat, GBPH Cakraningrat, dan GBPH Condrodiningrat, Senin (4/5/2015) melakukan ziarah ke Makam Pendiri Mataram Ki Ageng Pemanahan di Kota Gede, Jogja, dan makam Ki Ageng Giring di Paliyan, Gunungkidul.

Gusti Prabu - sapaan akrab GBPH Prabukusumo- mengatakan ziarah tersebut sebagai bentuk permohonan maaf kepada pendiri mataram atas tindakan Sultan, “Karena kedua nama [pendiri Mataram] itu disebut-sebut oleh Ngarso Dalem,” kata Gusti Prabu.

Ketua Umum KONI DIY ini juga meminta Sultan minta maaf kepada Allah, minta maaf kepada umat Islam, minta maaf kepada keluarga Kraton, serta kepada masyarakat Jogja, karena apa yang dilakukan Sultan dinilai keluar dari adat dan paugeran Kraton. (Ujang Hasanudin/Mediani Dyah Natalia/JIBI/Harian Jogja)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Yusran Yunus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper