Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEMPA NEPAL 7,8 SR: 1.800-an Orang Tewas, Nepal Butuh Bantuan Kemanusiaan

Sedikitnya 1.800-an orang dilaporkan tewas menyusul gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) mengguncang Nepal pada Sabtu, 25 April.
Gempa Nepal/Reuters
Gempa Nepal/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Sedikitnya 1.800-an orang dilaporkan tewas menyusul gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) mengguncang Nepal pada Sabtu, 25 April.

Korban jiwa sebagian besar ada di kota-kota besar, termasuk ibu kota Nepal, Kathmandu, yang hancur lebur akibat gempa terbesar di Nepal sejak 1934.

Berdasarkan data yang dilansir dari BBC, polisi setempat mengatakan, setidaknya ada 600 orang yang meninggal di Kathmandu. Dan saat ini, ada lebih dari 2.000 orang luka-luka dan masih kesulitan untuk mendapatkan bantuan medis.

Menteri Komunikasi dan Informatika Nepal, Minendra Rijal, mengatakan minimnya informasi soal gempa mengakibatkan banyaknya korban jiwa yang jatuh. Bahkan warga yang tinggal di area pusat gempa pun hampir tidak mendapatkan informasi.

Menurut Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat, pusat gempa terletak di area antara Ibu Kota Kathmandu dan Kota Pokhara. Namun, gempa dapat dirasakan hingga negara tetangga, seperti India, Bangladesh, Tibet, dan lereng Gunung Everest.

Minendra Rijal mengatakan negaranya amat butuh bantuan dari negara-negara lain karena amat daruratnya kondisi yang menimpa warganya. "Kami akan sangat menghargai bantuan organisasi manapun kepada kami saat ini," katanya.

Adapun, Amerika Serikat sudah mengirimkan bantuan sebesar US$ 1 juta melalui USAid yang ada di sana. Tim evakuasi juga masih bekerja keras untuk mengeluarkan warga yang selamat di antara reruntuhan bangunan. Nepal pun harus bersiap untuk gelap gulita karena jaringan listrik terputus sama sekali.

"Warga masih sangat syok dan tak bisa berbuat apa-apa hingga saat ini," kata juru bicara Menteri Dalam negeri, Laxmi Prasad Dhakal, seperti dilansir oleh The Guardian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper