Kabar24.com, JAKARTA - Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) menyayangkan dipilihnya orang-orang yang tersangkut masalah hukum masuk ke dalam kepengurusan PDI Perjuangan (PDIP) periode 5 tahun ke depan.
Koordinator TPDI, Petrus Selestinus mengatakan sudah menjadi tradisi bahwa setiap Kongres PDIP selalu saja ada kader-kader terbaik, berkualitas dan kritis yang menjadi korban.
Menurutnya, hanya kader dengan kualitas loyal butalah yang awet di PDIP. “Karena itu, tidak heran kalau yang namanya Maruarar Sirait, Pramono Anung, Rieke Pitaloka, Eva Kusuma Sundari, terdepak dari posisi prestisius di DPP PDIP dan masuklah kader-kader yang diduga bermasalah secara hukum dalam struktur DPP".
TPDI memperkirakan apabila KPK, Kejaksaan dan Kepolisian konsisten melakukan penyelidikan dan penyidikan dugaan korupsi maka akan banyak pimpinan DPP PDIP yang tersangkut kasus hukum . Kasus yang terbaru dan memalukan, kata Petrus, sudah terjadi di arena Kongres IV PDIP di Bali setelah KPK menciduk Adriansyah, kader PDIP saat menghadiri Kongres PDIP di Sanur, Bali.
“Ini peringatan awal untuk PDIP agar hati-hati,terutama cermat memilih dan mengisi posisi penting di DPP PDIP," ujarnya.
Menurutnya, TPDI memiliki data soal figur-figur di PDIP yang berpotensi bermasalah seperti yang sudah menjadi tersangka dan saksi yang namanya disebut-sebut sudah terlibat.
“Ada yang namanya baru disebut terlibat kasus BLBI. Maka bisa diprediksi dalam satu tahun ke depan, PDIP akan terjadi kekosongan pimpinan, karena sebagai besar akan sibuk menghadapi proses hukum".
Peneliti senior Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan komunitas kader muda,komunitas pembaharu atau reformis pasti sangat kecewa dengan tersingkirnya beberapa sosok kunci di PDIP.
Menurutnya, sosok-sosok yang tersingkir seperti Maruarar Sirait, Pramono Anung, Rieke Pitaloka, Eva Kusuma Sundari telah menjadi simpul memajukan partai. Mereka juga telah menjadikan partai sebagai pilar penting demokrasi dan aset negara.
“Keinginan mereka untuk menjadikan PDIP sebagai rumah yang demokratis, yang teduh bagi kader dan mengamalkan prinsip-prinsip demokrasi bisa jadi akan pupus dengan tereliminasinya sosok-sosok pembaharu tersebut,” katanya.
Sependapat dengan Petrus, Siti juga menyayangkan sejumlah nama yang dinilai potensial tidak masuk di kepengurusan partai itu.