Kabar24.com, BOGOR -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa nampaknya tak ingin terlibat polemik tentang pasok sumbangan rokok untuk Suku Anak Dalam di provinsi Jambi.
Pemberian bantuan rokok kepada orang rimba atau Suku Anak Dalam di Jambi belakangan menjadi isu dan melahirkan kecaman dari sejumlah pegiat antirokok.
"Saya tidak mau berdebat tapi turunlah ke sana, sapalah mereka, tanyalah adat istiadat mereka jangan selalu memotret dengan menggunakan kacamata Jakarta," kata Khofifah di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/3/2015).
Lewat pernyataan itu, Khofifah juga mengajak masyarakat agar lebih menghargai nilai-nilai kearifan lokal atau tidak serta merta menjustifikasi budaya lokal, terutama terkait rokok.
"Sebaiknya pergi ke sana. Karena masing-masing kultur ada tradisi tertentu. Bagus kalau yang mengkritisi itu turun ke sana karena tidak semua bisa dipotret dari Jakarta," kata dia.
Bagi Mensos, tidak bijak bagi masyarakat yang ada di luar wilayah rimba untuk merepresentasikan budaya lokal.
"Mari selami kearifan lokal dan adat istiadat mereka serta mari kita hormati mereka. Monopoli tafsir itu tidak baik," kata Mensos.
Sebelumnya, Mensos mendapatkan kritik karena memberi bantuan rokok kepada orang rimba.
Aktivis Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) Hakim Sorimuda Poham nengatakan Mensos mengambil langkah keliru terkait bantuan rokok itu.
Pemerintah dinilai Hakim justru mempromosikan rokok. Padahal menurut pengurus organisasi antirokok itu pemerintah memiliki tanggung jawab dalam menjauhkan rakyatnya dari bahaya asap rokok.
Menurut Hakim, bantuan berupa rokok akan memicu orang rimba terkena kecanduan tembakau. Akibatnya, masyarakat akan terbebani secara ekonomi untuk membeli rokok dan terdampak kesehatannya.