Kabar24.com, JAKARTA--PT PLN (Persero) mencatat beban tenaga listrik pada malam hari di Pulau Bali mengalami penurunan 216,5 MegaWatt saat perayaan Hari Raya Nyepi kali ini, Sabtu.
Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, di Jakarta, Sabtu mengatakan, pada pukul 19.00 Wita, beban tenaga listrik di Pulau Bali mencapai 478,7 MW. "Beban listrik malam hari hanya 478,7 MW atau turun 216,5 MW dibandingkan beban puncak malam hari pada Sabtu pekan lalu (14/3) yang sebesar 695,2 MW," katanya.
Sedangkan, lanjut Dwiyanto, beban puncak siang hari pada pukul 15.30 WITA tercatat sebesar 471,5 MW. Beban listrik itu turun 165,9 MW dibandingkan beban siang hari minggu lalu pada 14 Maret 2015 yang tercatat sebesar 637,4 MW. Menurut dia, saat Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka 1937, umat Hindu di Pulau Bali tidak melakukan aktivitas, sehingga tidak membutuhkan listrik besar.
"Penurunan permintaan listrik ini cukup membantu mengurangi beban pembangkit PLN," ujarnya. Bambang menambahkan, saat Nyepi pada 31 Maret 2014, realisasi beban puncak listrik siang hari pukul 14.30 WITA adalah 426,4 MW dan pukul 19.00 WITA tercatat 435,5 MW. Pemakaian BBM untuk pembangkit di Bali masih cukup besar selain Belawan, Medan.
PLN tengah berupaya menurunkan penggunaan BBM yang merupakan bahan bakar mahal tersebut dengan mengalihkannya ke gas dan batubara yang lebih murah. Pengalihan BBM ke gas dan batubara tersebut juga akan berdampak pada penurunan tarif listrik. PT PLN (Persero)menargetkan pemakaian BBM pembangkit listrik pada 2015 sebesar 5,7 juta kiloliter atau turun 21 persen dibandingkan realisasi 2014 sebesar 7,2 juta kiloliter. Dengan penurunan pemakaian BBM itu, porsi BBM dalam bauran energi ditargetkan turun menjadi sebesar 8,85 dari realisasi 11,37 persen.