Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serial Kisah Wartawati Kekasih Online ISIS

Polisi Prancis membuat peringatan untuk gadis-gadis yang pergi ke Suriah musim panas lalu, sehingga Bilel menyuruh Melodie memutar dahulu ke Amsterdam, Belanda.Melodie akhirnya setuju pergi ke Suriah dengan syarat ditemani temannya Yasmin yang berusia 15 tahun. Tentu saja profil ini pun palsu.
Ilustrasi - ISIS/www.thedailybeast.com
Ilustrasi - ISIS/www.thedailybeast.com

4.Diselundupkan ke Suriah

4. Diselundupkan ke Suriah

Polisi Prancis membuat peringatan untuk gadis-gadis yang pergi ke Suriah musim panas lalu, sehingga Bilel menyuruh Melodie memutar dahulu ke Amsterdam, Belanda.

Melodie akhirnya setuju pergi ke Suriah dengan syarat ditemani temannya Yasmin yang berusia 15 tahun.  Tentu saja profil ini pun palsu.

Bilel lalu mengatakan, begitu kami sampai di Amsterdam maka saya harus mengganti nomor ponsel, lalu mengabarinya bahwa mereka akan terbang dari Amsterdam ke Istanbul.

Di  Istanbul, Melodie dan Yasmin akan ditemui seorang wanita kiriman ISIS, istilahnya adalah seorang “maman”, yang juga akan menemani mereka ke Suriah.

Erelle tertarik untuk menemui si "maman".

"Saya ingin menemui 'maman' ini," kata dia . "Saya perempuan dan saya tak habis pikir bagaimana bisa seorang perempuan tega menyerahkan gadis-gadis teramat muda ini kepada para lelaki ini untuk dinikahi. Jadi ini mungkin pribadi. Saya ingin melihat wajah perempuan ini."

Ternyata tidak hanya itu pesan Bilel, si pemuda militan ini menitipkan pada Melodie untuk membelikan Egoiste dari Chanel.

"Ini fakta lain dari petempur-petempur itu. Mereka bilang mereka menolak Barat, mereka menyatakan antikapitalis, tapi mereka suka barang mewah dan merek-merek desainer terkenal, mereka memakai sepatu Nike dan mengenakan kacamata Ray-Ban bersama seragam militer mereka. Ini juga cara lain untuk membujuk anak-anak muda dengan berkata, ‘Saya dulu juga miskin seperti kamu tapi lihatlah saya sekarang.’”

Di Amsterdam, timbul masalah. Bilel meminta Melodie dan “Yasmin” pergi sendirian mengingat “maman” tidak bisa menjemput karena masalah keamanan.

Begitu tiba di Istanbul, mereka mesti mengambil penerbangan domestik ke Urfa, Turki tenggara, lalu menunggu instruksi dari sana. Melodie mengaku dia takut.

"Kami sudah besar," kata Bilel menghibur. "Banyak orang Eropa pergi setiap minggu dengan harapan bergabung dengan kami. Allez, malionne!”

Namun Melodie menolak melanjutkan perjalanan dengan alasan polisi di mana-mana dan dia ingin pulang.

"Untuk pertama kali saya membantah dia. Dia tak suka itu,” kata Erelle. “Dia berteriak, mengerikan sekali. Dia marah kepada saya karena menolak melanjutkan perjalanan." Dia berkata, 'Kamu membuat saya tampak bodoh di depan hirarki di sini. Ini sulit dimaafkan.”

Bilel tampak ingin segera memutus hubungan, tetapi itu tak mudah. Dia masih percaya Melodie ada, dan dia berkata: “Saya tahu siapa kamu, hanya dalam perkara menit untuk menemukan kamu dan membuhuhmu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Sebelumnya
3. Bertualang
Halaman Selanjutnya
5.Musuh ISIS
Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper