5.Musuh ISIS
5. Musuh ISIS
Erelle pun kembali ke Paris, lalu menuliskan cerita mengenai Melodie dalam majalahnya Mei tahun lalu. Dia kini menulis buku berjudul, “In the Skin of a Jihadist.”
Artikel itu ditulis di bawah nama alias lainnya. “Erelle” sendiri nama samaran lainnya. Begitu dia menyiarkan cerita soal Melodie, Erelle pun menjadi target pembunuhan.
Dia sampai harus mengganti nomor teleponnya beberapa kali.
Segera setelah Melodie memutuskan hubungan, Bilel meneleponnya dari berbagai nomor Prancis. Perempuan ini mendapatkan sejumlah ancaman kematian lewat akun Skype Melodie.
Dia menulis sebuah buku yang tak diakuinya, dan sejak pembantaian Charlie Hebdo pada 7 Januari, dia mendapatkan perlindungan polisi.
"Mereka bilang, seseorang mengawasi gedung di mana saya tinggal. Mereka mengamati saya. Saya tak pernah tahu apakah mereka memang ada atau tidak," kata dia.
Beberapa bulan lalu, Bilel dikabarkan tewas. "Saya tak tahu apakah itu benar, atau dia tahu identitas sejati saya.