Bisnis.com, BEIJING – Mengacu pada komitmen pemerintah untuk tumbuh berkelanjutan, China akhirnya menetapkan target pertumbuhan 7% untuk tahun ini, lebih rendah dari tahun lalu 7,5%. Jika tidak meleset, pertumbuhan ekonomi China sepanjang 2015 akan menjadi yang terendah dalam 25 tahun terakhir.
Perdana Menteri Li Keqiang di hadapan sekitar 3000 masyarakat dan petinggi negara yang berkumpul di The Great Hall of The People menyampaikan dia tidak akan lagi mengimplementasikan langkah-langkah untuk mendorong pertumbuhan yang justru melukai perekonomian.
“Saya berjanji akan terus memerangi korupsi dan polusi, dan perekonomian akan tumbuh berkelanjutan setelah tiga dekade terakhir tumbuh sangat agresif. Tren perlambatan pertumbuhan akan terus terjadi,” kata Li dalam pidato tahunannya di Kantor Parlemen di Beijing, Kamis (5/3/2015)
Target 7% tersebut lebih tinggi dari estimasi Dana Moneter Internasional (IMF) yaitu pertumbuhan 6,8% tahun ini, namun sedikit lebih rendah dari target World Bank yaitu tumbuh 7,1%. Di sisi lain, target 7% tetap menjadikan China sebagai anggota G20 dengan pertumbuhan tertinggi.
Li menilai dalam 30 tahun terakhir, pertumbuhan negara perekonomian kedua dunia tersebut sangat cepat, sehingga negara seolah menoleransi aktivitas korupsi, gunungan utang publik, dan merusak lingkungan.
Dia pun mencatat sejumlah hambatan masih akan membayangi pertumbuhan ekonomi China tahun ini seperti keterpurukan pasar properti, kapasitas industri yang berlebih (overcapacity), dan ancaman disinflasi yang belum lama ini memaksa People’s Bank of China (PBoC) kembali memangkas suku bung aacuan 25 basis poin menjadi 5,35%.
Untuk mencapai target pertumbuhan 7% tersebut, Li mengatakan dia akan menggenjot belanja pemerintah dan menjaga kebijakan fiskal proaktif serta kebijakan moneter yang sesuai. Adapun, China tumbuh 7,4% pada 2014, terkerek oleh pengucuran stimulus fiskal dan moneter Negeri Tembok Raksasa.
Pemerintah China sebelumnya melaporkan akan menaikkan belanja pemerintah menjadi 17,15 triliun yuan atau setara US$2,74 triliun selama 2015, naik 10,6% dari tahun lalu. Dengan penetapan defisit fiskal sebesar 2,3% terhadap PDB, nilai defisit akan mencapai 1,62 triliun yuan.
Dalam laporan pertanggungjawaban tahunannya, Li juga menyatakan dia dan Presiden Xi Jinping akan meningkatkan efisiensi perekonomian dan memperkuat pasar.
“Kesulitan yang akan kita hadapi tahun ini akan lebih berat dari tahun lalu. model pertumbuhan China masih tidak efisien, kapasitas kita dalam berinovasi masih kurang, produksi industri maish overkapasitas, dan pondasi pertanian lemah,” papar Li.
TUMBUH BERKUALITAS
Kendati memproyeksikan akan tumbuh di level paling rendah dalam 25 tahun, penetapan target 7% tersebut dinilai mengindikasikan Li berkomitmen mengimplementasikan apa yang disebutnya situasi new normal untuk tumbuh berkelanjutan.
“Target pertumbuhan yang lebih rendah merupakan bentuk penerimaan Li terhadap tren perlambatan pertumbuhan sekaligus mengonfirmasi komitmennya untuk mengedepankan kualitas daripada kuantitas,” kata Jim O’Neill, ekonom bekas chairman Goldman Sachs Asset Management.
Sementara itu, ekonom Credit Suisse Group AG, Tao Dong mengungkapkan tindakan Li untuk memangkas target pertumbuhan sudah tepat, karena saat ini perekonomian negara tersebut tengah bertransisi.
“Perekonomian sedang berada di dalam masa transisi dan pemerintah berkomitmen terus mengimplementasikan reformasi dan kampanye anti-korupsi. Komitmen ini penting bagi China untuk jangka panjang,” kata Dong. (Bloomberg/Reuters/Dara Aziliya)
Pertumbuhan China
Kuartal Tahun Pertumbuhan (%)
I/2013 2009 8,7
II/2013 2010 10,3
III/2013 2011 7,7
IV/2013 2012 7,7
I/2014 2013 7,4
II/2014 2014 7,4
III/2014 2015* 7,0
IV/2014 2016** 7,0
*Target pemerintah
**proyeksi World Bank
Sumber : Bloomberg, 2014