Bisnis.com, PALEMBANG - Guna mengantisipasi harga beras yang tengah naik, Perum Bulog Divre Sumatra Selatan dan Bangka Belitung mulai mendistribusikan beras miskin (raskin) sebanyak 19.000 ton pada kuartal pertama tahun ini.
Kepala Perum Bulog Divre Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Basirun mengatakan kenaikan harga beras di wilayah Sumatra Selatan sudah mulai terasa. Menurutnya, rata-rata kenaikan harga beras pada pekan lalu senilai Rp500 per kg.
“Di Jabodetabek itu harga beras naik signifikan. Harga beras di Sumsel juga perlahan mulai naik, sehingga perlu segera diantisipasi. Mudah-mudahan penyaluran raskin bisa membuat stabil harga beras di pasar,” ujarnya di sela-sela acara peluncuran penyaluran raskin 2015, Senin (23/2/2015).
Seperti diketahui, harga beras di beberapa daerah sebelumnya merangkak naik. Pasar Induk Cipinang di Jakarta Selatan misalnya, kenaikan salah satu bahan kebutuhan pokok masyarakat tersebut sempat melonjak hingga 30%.
Basirun menilai penyaluran raskin mampu menahan lonjakan harga beras di pasar. Oleh karena itu, Bulog siap mengawasi proses distribusi raskin. Adapun, Bulog Divre Sumsel bakal menyalurkan raskin terhadap 419.579 rumah tangga sasaran di 791 titik distribusi atau
Dia mengaku baru empat kabupaten/kota yang didistribusikan beras raskin yakni Palembang, Lahat, Pagaralam, dan OKU Timur hingga saat ini. Untuk kabupaten/kota lain, pihaknya akan menyalurkan secara bertahap sebelum Maret berakhir.
Di samping itu, kondisi stok beras di gudang Bulog Sumsel juga cukup aman hingga lima bulan ke depan. Saat ini, stok beras yang dimiliki sebanyak 30.751 ton. Nantinya, pada Maret-Mei 2015, Bulog akan mengisi stok beras kembali dengan menyerap pengadaan beras dari petani lokal.
Seperti diketahui, target pengadaan beras Bulog Sumsel pada tahun ini mencapai 90.000 ton, naik 36% dari realisasi tahun lalu sebanyak 65.993 ton. Kenaikan target pengadaan beras tersebut guna mendukung target nasional penyerapan beras dalam negeri sebanyak 2,75 juta ton beras.
Basirun menambahkan target pengadaan beras 90.000 ton tahun ini tidak akan seluruhnya berupa beras. Menurutnya, komposisi pengadaan tersebut terdiri dari 67.500 ton atau 75% berupa beras, dan 22.500 ton atau 25% berupa gabah.
Dia mengaku pengadaan gabah pada tahun sebelumnya tidak pernah dilakukan. Oleh karena itu, Bulog menyiapkan lima unit satgas dan dua unit pengelolaan gabah beras (UPGB). Menurutnya, kedua unit tersebut akan terjun ke lapangan dalam rangka jemput bola.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Mukti Sulaiman mengatakan pembagian beras raskin merupakan program prorakyat yang bergerak di bidang pangan. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah kabupaten/kota untuk ikut mengawasi proses distribusi.
“Harganya murah hanya Rp1.600 per kg di titik distribusi. Oleh karena itu, proses distribusi harus diawasi. Kami harap raskin ini mampu membuat stabil harga beras di pasar, sehingga tidak mengerek inflasi nantinya,” katanya.
Mukti juga menambahkan Pemprov Sumsel siap melakukan operasi pasar apabila dalam kondisi yang cukup mendesak. Menurutnya, harga beras di pasar harus stabil, dan jangan sampai terjadi perbedaan harga yang signifikan.