Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua PBNU Ingatkan Jokowi Tidak Tunduk pada Kepentingan Partai

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan Presiden Joko Widodo dipilih oleh rakyat dan kini menentukan arah nasib rakyat sehingga tidak boleh tunduk pada kepentingan partai.
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (kanan) usai melakukan pertemuan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (24/12)./Antara
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (kanan) usai melakukan pertemuan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (24/12)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan Presiden Joko Widodo dipilih oleh rakyat dan kini menentukan arah nasib rakyat sehingga tidak boleh tunduk pada kepentingan partai.

"Walaupun ia diusung oleh partai tertentu, tetapi tidak boleh tunduk pada kepentingan partai. Kepentingan rakyat harus menjadi prioritas di atas kepentingan yang lain," kata Said Aqil di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (17/2/2015).

Menurut Said Aqil, kegaduhan yang terjadi sejak Presiden Joko Widodo mengajukan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri merupakan batu ujian besar bagi pemerintah sekarang.

"Ujian yang cukup berat, tetapi kalau Pak Jokowi bisa mengatasi masalah ini, akan mudah. Tetapi kalau tidak mampu, maka popularitasnya akan terus merosot," katanya.

Mengenai keputusan praperadilan PN Jakarta Selatan yang mengabulkan permohonan Budi Gunawan terkait status tersangka yang disematkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada dirinya, Said Aqil menyatakan menghormati keputusan tersebut.

"Keputusan tersebut harus dihargai, soal BG dilantik atau tidak, itu hak prerogratif Presiden," tandas Said Aqil.

PBNU juga mengapresiasi sikap netral Tentara Nasional Indonesia (TNI) di tengah kegaduhan politik belakangan ini. Menurut Said Aqil, sikap netral TNI dalam urusan politik menunjukkan semakin dewasanya TNI dalam mengawal demokrasi.

"Kalau kondisi sekarang terjadi di Timur Tengah, sikap tentara pasti sudah lain ceritanya," kata kiai lulusan Universitas Ummul Qura, Mekkah, Arab Saudi itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper