Kabar24.com, SANAA --Situasi keamanan yang bergejolak membuat pemerintah AS terpaksa "tutup warung" dengan menghentikan kegiatan kedutaannya di Yaman.
Amerika Serikat menutup kedutaan besarnya di Yaman, negara di Jazirah Arab yang berada di garis depan dalam perang Washington melawan Al Qaida, kata karyawan dan pejabat kedutaan AS pada Selasa (10/2/2015) waktu setempat.
Sejumlah pejabat AS di Washington membenarkan kedutaan itu akan tutup karena situasi keamanan yang tak dapat diprediksi di sebuah negara di mana satu kelompok pemberontak telah menguasai kendali ibu kota Yaman, Sanaa.
Wanita juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki menolak untuk berkomentar. Tetapi dia menyebutkan bahwa staf kedutaan telah dikurangi secara bertahap dan mengatakan keselamatan personilnya merupakan prioritas utama.
"Kami mengambil langkah-langkah supaya yakin apa kami lakukan kami dapat melindungi itu," kata dia dalam taklimat reguler.
Bulan lalu gerilyawan Huthi yang beraliran Syiah dan didukung Iran menguasai istana kepresidenan, mendesak Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan pemerintahannya mundur. Mereka menguasai ibu kota September.
Setelah bertahun-tahun krisis, Yaman sekarang berisiko masuk ke dalam perang saudara yang dapat mengimbas ke kawasan, menimbulkan perseteruan antarkelompok.
Yaman memiliki perbatasan yang panjang dengan Arab Saudi sebagai eksporter terbesar minyak global.
Yaman merupakan pangkalan bagi Al Qaida di Jazirah Arab, salah satu cabang yang paling aktif dari kelompok pengikut Sunni.
Amerika Serikat telah lama menggunakan pesawat tanpa awak untuk menyerang para militan itu, suatu strategi yang oleh para pengeritik dikatakan gagal membuat perbedaan jelas dan telah menyulut sentimen anti-AS.