Kabar24.com, PEKANBARU – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak membutuhkan investasi senilai Rp1,3 triliun untuk mengganti jaringan pipa yang kotor sehingga dapat meningkatkan pelayanan ke konsumen.
Direktur Utama PDAM Tirta Siak Kemas Yusferi mengatakan untuk mendapatkan investasi tersebut, pihaknya akan membentuk panitia lelang dan diharapkan tahapannya rampung pada tahun ini.
“Upaya yang kami lakukan ini adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan masyarakat Pekanbaru,” katanya, Selasa (10/2).
Saat ini, jaringan pipa milik perusahaan daerah ini banyak yang dalam kondisi kotor sehingga air yang diterima konsumen kondisinya tidak bersih.
Meski demikian, Kemal mengaku pelayanan yang diberikan pihaknya kepada konsumen tetap berjalan dengan baik.
Untuk mengganti jaringan pipa ini, pihaknya tidak bisa mengandalkan modal dari daerah atau APBD Kota Pekanbaru, sehingga perlu suntikan modal dari investor.
Sejauh ini, ada sekitar 11 investor yang telah mendatangi pihaknya dan menyatakan minat untuk menanamkan modal di sana. Bahkan dari beberapa calon investor itu, ada yang berasal dari perusahaan multinasional.
“Dari total 11 investor yang menyatakan minat itu, ada yang dari Singapura, Filipina, Korea Selatan, China. Selain itu juga ada investor lokal dari Jakarta,” katanya.
Namun sampai saat ini, Kemas memang belum menerima keputusan apapun dari para calon investor yang akan menanamkan modal tersebut.
Menurutnya, hal itu disebabkan investor telah melihat langsung kondisi PDAM Tirta Siak tanpa ada yang ditutup-tutupi, sehingga perlu pertimbangan matang dari pemodal dalam menghadapi resiko yang akan dihadapi saat beinvestasi.
PDAM Pekanbaru Butuh Investasi Pipa Rp1,3 Triliun
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak membutuhkan investasi senilai Rp1,3 triliun untuk mengganti jaringan pipa yang kotor sehingga dapat meningkatkan pelayanan ke konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Arif Gunawan
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
15 menit yang lalu