CALON KAPOLRI TERSANGKA: Istri Budi, Saya Serahkan Proses Hukum Kepada Tuhan

Bisnis.com, JAKARTA -- Susilowati Rahayu, istri Komjen Pol Budi Gunawan mendukung sepenuhnya pencalonan suaminya sebagai kapolri dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Tuhan.

Hal itu diungkap Susi, sapaan akrab istri Budi, saat menerima kunjungan DPR dalam rangkaian agenda uji kelayakan dan kepatutan Budi yang saat ini masih sebagai calon tunggal kapolri pengganti Jenderal Pol Sutarman.

Dalam agenda itu, Susi mengaku sangat terkejut saat suaminya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan kepemilikan rekening yang mencurigakan dan gratifikasi.

"Suami saya sedang mendapatkan amanah. Tapi itu semua berbalik lagi pada takdir. Kalau memilih, yang baik saja. Calon kapolri itu amanah yang harus dijawab. Kita nggak tau seperti apa kedepannya. Ikhlas menerima. Apapun harus dilaksanakan dengan baik," katanya, Selasa (13/1/2015).  

"Kami sekeluarga, berserah kepada Allah, kami ikhlash menerima. Kami yakin dan percaya, kebenaran akan terlihat. Saya menyampaikan ini sebagai istri yang sudah menemani selama 29 tahun. Memang, kami berpacaran sejak SMP. Tapi bukan genit atau istilahnya kecil-kecil sudah genit."

Budi dan istrinya menerima langsung kunjungan anggota Komisi III di rumahnya yang terletak di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Selanjutnya, budi berbincang dengan anggota DPR Komisi III di ruang keluarganya. Budi mengaku sangat terkejut dengan penetapannya sebagai tersangka oleh KPK." Jika terlibat, kenapa tidak dari dulu. Saya rasa ada sesuatu," katanya, Selasa (13/1).

Menurutnya, penetapan tersangka itu bukan hanya mencoreng nama baiknya, tetapi juga institusi polri. "Saya rasa, mungkin ada manuver-manuver atau kepentingan lainnya," kata Budi.

Selanjutnya, Budi memperkenalkan istri dan ketiga anaknya. Muhammad Harviano, Muhammad Rizky Gunawan, dan Aminda.  

Kunjungan ini merupakan rangkaian agenda uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) Budi. "Setelah ini, Budi akan dipanggil dan dipertemukan dengan KPK di ruang Komisi III untuk mengklarifikasi seluruhnya," kata Desmond Junaidi Mahesa, wakil ketua Komisi III DPR, Selasa (13/1/2015).