Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyatakan tiga bulan pertama pemerintahannya masih fokus penataan organisasi sehingga belum dapat interaksi dengan awak media.
Jokowi lebih banyak berada di ruangan sejak efektif menjadi pemimpin negara 20 Oktober 2014 lalu. Baru pada Kamis (7/1/2015) Jokowi menraktir wartawan makan siang.
“Sekarang ini kan betul-betul berkonsentrasi membenahi organisasi kita,” katanya disela-sela menyapa wartawan di restoran seafood kawasan Kelapa Gading Jakarta.
Menurutnya peran media ke depan akan lebih besar dalam mengawal program pemerintah.
Jokowi telah menyampaikan hal itu kepada para menteri Kabinet Kerja saat rapat paripurna kabinet di Kantor Presiden Rabu (6/1) kemarin.
Pada kesempatan itu Jokowi menegaskan bahwa publik membutuhkan informasi kebijakan dari kementerian. Analisis pemberitaan media massa baik pro maupun kontra agar bisa diperhatikan publik.
“Jadi berita-berita tak baik untuk pemerintah harus betul betul diperhatikan sehingga langkah-langkah keputusan kebijakan sesuai dengan yang diingankan oleh publik,” jelasnya.
Sebelumnya Jokowi menganalisi pemberitaan dari 343 massa melibatkan intelijen. Dari laporan tersebut bisa dilihat mana instansi yang kerap disorot media dan instansi yang tidak tersentuh oleh media.
Menteri Kabinet Kerja diharapkan terbuka kepada media untuk menyampaikan informasi kebijakan supaya publik bisa menilai apakah sesuai atau tidak dengan yang terjadi di tengah masyarakat.