Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANJIR BANDUNG: Cekungan Bandung Rawan Banjir Karena Topografi Yang Cekung

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai bencana banjir di Bandung diakibatkan kondisi alamiah topografi yang cekung seperti mangkok.
Banjir di Jalan Raya Baleendah, Bandung, Jawa Barat/Antara
Banjir di Jalan Raya Baleendah, Bandung, Jawa Barat/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai bencana banjir di Bandung diakibatkan kondisi alamiah topografi yang cekung seperti mangkok.

Ditambah faktor penduduk dan degradasi lingkungan. Akibatnya, frekuensi banjir semakin meningkat setiap tahunnya.
 
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir di Cekungan Bandung atau DAS Citarum Hulu sudah berlangsung sejak lama.

Dia menyebutkan sejak 1980-an sampai sekarang banjir hampir melanda setiap tahunnya, terutama melanda di daerah  pemukiman padat penduduk dan di kawasan industri seperti di Baleendah, Dayeuhkolot, Majalaya, Bojongsoang, Banjaran.

Menurutnya, jika tahun 2000 penduduk di Cekungan Bandung tersebut mencapai 6,2 juta jiwa, di 2014 meningkat  diperkirakan mencapai 9,1 juta jiwa.

Tekanan penduduk yang besar ini cenderung mengeksploitasi ruang dan lingkungan yang menyebabkan erosi 1-1,7 juta ton/hektar dari 7 sub DAS Citarum Hulu.
 
“Akibatnya terjadi sedimentasi di sungai Citarum dan anak-anak sungainya,” katanya.
 
Untuk itu perlu penanganan banjir yang komprehensif, baik struktural maupun non struktural serta berkelanjutan.
 
Adapun usulan penanganan banjir jangka pendek di DAS Citarum ini sudah pernah dibahas sebelumnya dalam rakor tingkat menteri di Kantor Kemenkokesra pada Rabu (3/32010) setelah terjadi banjir besar.
 
Beberapa usulan tersebut a.l. pertama, konservasi di 7 sub DAS Citarum Hulu, kedua Relokasi perumahan di Cieunteung, Dayeuhkolot dan Citepus, ketiga normalisasi Sungai Citarum dan 9 anak sungainya.
 
Lalu, keempat pembangunan 22 waduk dan kolam rentensi, kelima pembenahan drainase, keenam, revitalisasi permukiman di bantaran sungai dan ketujuh sosialisasi dan hidup harmoni bersama banjir.
 
Untuk mengeksekusi program tersebut, Pemda Jawa Barat dan Kementerian PU mengusulkan anggaran dana sebesar Rp3,3 triliun.
 
“Namun,  sayangnya program tersebut tidak dapat terlaksana,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fitri Rachmawati
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper