Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FATHUR ROKHMAN: Gaya Pesantren Masuk Kampus

Berbincang dengan Prof Fathur Rokhman, rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) seolah menimba ilmu di sumur besar yang tak pernah kering. Banyak ide-ide yang digagasnya.
 Fathur Rokhman. / Bisnis -Yunan Hilmi
Fathur Rokhman. / Bisnis -Yunan Hilmi

Bisnis.com, JAKARTA-- Berbincang dengan Prof Fathur Rokhman, rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) seolah menimba ilmu di sumur besar yang tak pernah kering. Banyak ide-ide yang digagasnya. Kekayaan idenya juga terlihat dari banyaknya program-program yang diterapkan di Unnes. Tujuannya jelas yaitu membuat Unnes mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain.

Selain itu, unsur pembeda (diferensiasi) menjadi unggulan bagi universitas yang merupakan eks-IKIP ini. Salah satunya, sejak 2010, Unnes menahbiskan diri menjadi universitas konservasi. Lengkapnya, universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera.

Dalam pengertian yang sederhana, universitas konservasi adalah universitas yang dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat memiliki konsep yang mengacu pada prinsip-prinsip konservasi. Prinsip itu yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari, baik konservasi terhadap sumber daya alam, lingkungan, maupun seni dan budaya.

”Konservasi telah menjadi identitas, semangat, dan ruh yang mengiringi aktivitas Universitas Negeri Semarang,” tuturnya di Jakarta, belum lama ini.

Rektor termuda di Unnes ini juga membentuk Forum Komunikasi Mahasiswa Kepolisian dan Masyarakat. Tujuannya, untuk memberikan rasa aman dalam belajar di lingkungan kampus.

”Jika ada masalah-masalah yang tidak bisa diatasi secara akademis dan masuk ke area kriminal atau kecenderungan kriminal, bisa di musyawarahkan dalam forum ini,” ujar pria sederhana tersebut.

Selain itu, hal yang berbeda diterapkan oleh ayah dari tiga anak itu yakni menerapkan aktivitas keagamaan dalam kampus, seperti kegiatan ala pesantren. Hal ini tak lepas dari masa kecilnya yang menyukai dunia santri dan sempat nyantren di Tuban. ”Kegemaran” ini sekaligus dijadikannya sarana untuk menyeimbangkan hidup antara dunia dan akhirat.

”Perguruan tinggi harus ada kecermelangan yang bisa disampaikan ke masyarakat. Siswa-siswa yang pernah santri di pesantren, saya minta melakukan kegiatan keagamaan, seperti tahilan pada malam Jumat. Budaya itu dipindahkan ke kampus. Demikian juga dengan aktivitas agama lain,” papar ayah dari M. Arkan Zaky Rahman, Fidyana Kamala Rahma, dan M. Akmal Fahri Rahman ini.

Unnes juga menjalin hubungan dengan sekitar 200 pesantren di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. ”Kami membantu pengembangan akademik di pesantren-pesantren itu, tujuannya untuk peningkatan mutu SMK. Mereka senang kalau kita ajak ke kampus. Bagi Unnes, di antaranya kita dapat berkah dan silaturahmi,” jelas Prof. Fathur yang lahir di Banyumas, 12 Desember 1966 itu.

Sejak berada di Semarang pada 1990, Fathur sudah mengaji di Pesantren Az Zuhri, di Kecamatan Tembalang, Semarang. Bahkan karena kecintaannya terhadap dunia santri ini membuat dia ikut membesarkan pondok pesantren ini. Saat ini posisinya sebagai pengurus dan terkadang juga mengajar di sana.

BACA JUGA:
Pasar Klewer Solo Terbakar
Rupiah Diperkirakan Masih Melemah Awal Tahun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Yunan Hilmi
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia Weekend

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper