Bisnis.com, PEKANBARU – Badan Promosi Pariwisata Riau (Riau Tourism Board) meminta pemerintah untuk fokus menggarap wisatawan nusantara (wisnus) atau dalam negeri dibandingkan wisatawan mancanegara (wisman).
Keputusan ini diambil karena minat wisatawan yang datang ke objek wisata di Riau lebih banyak berasal dari wisnus, dibandingkan wisman.
Ketua RTB Fadlah Sulaiman mengatakan hingga saat ini, jumlah kunjungan wisnus memang lebih tinggi dibandingkan wisman. Selain itu pertumbuhan kunjungan wisatawan juga lebih banyak disumbang dari wisnus.
“Dari data yang kami miliki, 2013 lalu kunjungan wisnus ke objek wisata dan kota yang ada di Riau mencapai 7,1 juta kunjungan dalam setahun. Sedangkan kunjungan wisman tidak terlalu besar, hanya 54.000 kunjungan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (17/12/2014).
Dengan angka kunjungan yang jauh berbeda ini, Fadlah berharap Pemerintah Provinsi Riau lebih fokus membenahi objek wisata yang banyak dikunjungi wisnus dan menambah fasilitas pendukung lainnya, sehingga wisnus lebih betah untuk berlama-lama menghabiskan liburan.
Fadlah mengatakan hampir setengah wisnus yang berkunjung ke Riau, atau sekitar 3,5 juta kunjungan adalah bertujuan berlibur ke Kota Pekanbaru. Dipilihnya Ibu Kota Provinsi Riau ini menurut Fadlah, karena Pekanbaru sebagai pusat perdagangan dan jasa memberikan banyak fasilitas hiburan, seperti pusat perbelanjaan, pasar modern, dan beberapa objek wisata air.
Untuk itu dia menyarankan Pemprov Riau mulai mengarahkan fokus pengembangannya untuk membenahi objek wisata yang ada di Pekanbaru. Beberapa hal yang disoroti adalah fasilitas transportasi dan akomodasi hotel.
“Bayangkan saja dari 3,5 juta kunjungan dalam setahun itu, minimal satu wisatawan mengeluarkan uang senilai Rp750.000 dalam sekali kunjungannya, jadi ada sekitar Rp2,7 triliun uang yang masuk dan menggerakkan ekonomi Pekanbaru,” katanya.
POTENSI WISATA AIR
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Riau mendukung upaya pengembangan wisata lokal termasuk di Pekanbaru. Sekretaris Jenderal Apindo Riau Peri Akri mengatakan sebaiknya Pemprov Riau dan Pemkot Pekanbaru mulai menggarap wisata air sebagai destinasi utama wisatanya.
“Kalau mau mencari perbandingan wisata air yang sudah dikelola baik itu contohnya Kota Venice di Italia. Di sana aliran sungai menjadi objek wisata unggulan dan memberikan pendapatan besar bagi daerahnya,” kata Peri.
Menurutnya, bila pemerintah berkomitmen mengembangkan wisata air di Riau, tentu akan diikuti dengan dukungan swasta dalam menyiapkan fasilitas pendukung seperti akomodasi hotel yang sesuai dengan potensi tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Riau Said Syarifuddin mengatakan promosi dan pengembangan objek pariwisata yang telah dilakukan pihaknya telah disesuaikan dengan visi Pemprov Riau.
“Untuk kegiatan pariwisata unggulan di Riau saat ini sudah ada beberapa seperti Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir, Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi dan Selancar Bono di Kabupaten Pelalawan,” katanya.
Terkait pengembangan potensi wisata air di Pekanbaru, Said mendukung pendapat yang disampaikan RTB dan Apindo. Dia juga mengatakan sudah pernah membicarakan hal ini dengan Pemkot Pekanbaru.
Menurutnya, untuk mewujudkan wisata air yang rencananya dikembangkan di sepanjang aliran Sungai Siak, Pekanbaru, membutuhkan komitmen bersama antara Pemprov Riau dan Pemkot Pekanbaru.
“Dari hasil pembahasan yang pernah kami lakukan memang rencananya pengembangan wisata air tersebut nantinya akan disediakan moda transportasi umum seperti kapal yang hilir mudik di sepanjang aliran Sungai Siak.”
Namun sebelum mewujudkan fasilitas itu, Said mengatakan perlu pembenahan lingkungan di sekitar aliran sungai, seperti penataan tempat tinggal masyarakat sekitar sungai dan membersihkan sungai dari sampah.