Kabar24.com, JAKARTA—Kementerian Pertahanan akan menyesuaikan anggaran 2015 sebesar Rp96,6 triliun melalui APBN Perubahan menyusul adanya optimalisasi program Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan pertahanan negara.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan tidak akan meminta tambahan anggaran dalam APBN perubahan. “anggaran tetap dan tidak ada perubahan,” katanya usai memimpin Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di kantor Kemhan, Rabu (17/12/2014).
Lebih lanjut Letnan Jenderal TNI Ediwan Prabowo, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) menjelaskan, anggaran itu akan disesuaikan dengan program pemerintah dengan mengacu skala prioritas.
Untuk Alokasi belanja pegawai, tetap akan ada di TNI AD karena jumlah personel yang besar. Adapun untuk alat utama sistem pertahanan (alutsista) Kemhan akan integrasikan mulai dari pengadaan alutsista TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. “Intinya, kami akan intergrasikan pertahanan negara,” katanya.
Terkait dengan pengadaan alutsista, jelasnya, TNI AU dan TNI AL akan mendapatkan porsi anggaran yang lebih besar menyusul mahalnya peralatan yang ada dalam shoping list Kemhan.“Dalam shoping list itu, sudah diurutkan berdasarkan skala prioritas.”
Misalnya, TNI AL a.l. menganggarkan pembelian dua unit kapal selam dari Korea Selatan yang saat ini satu unit sudah mencapai 60%, satu lagi masih akan mulai dibangun. Untuk anggaran alutsista TNI AL, akan difokuskan untuk pengembangan produk dalam negeri.
Dengan demikian, paparnya, pengadaan kapal bisa lebih murah. Saat ini pengembangan ada di PT PAL. “Banyak karyawan PAL sekarang sudah berangkat ke Korea Selatan untuk belajar membuat kapal.”
Adapun untuk TNI AU, a.l. masih akan dianggarkan peremajaan skuadron F-5 Tiger.
“Namun, belum diputuskan mau mengganti dengan pesawat jenis apa. Yang jelas, kemampuannya lebih bagus dari F-5,” kata Ediwan.
Dalam pemenuhan belanja alutsista itu mengacu pada minimum essential force (MEF) atau standar minimum negara mampu melakukan tindakan pertahanan. “Saat ini, alutsista Indonesia baru mencapai 38% dari yang ditargetkan MEF. Adapun MEF 40% dari ideal.”
Sementara itu, untuk mewujudkan pertahanan negara yang matang, Ryamizard menambahkan, perlu ditanamkan kesadaran bela negara bagi prajurit dan seluruh masyarakat Indonesia. “Pembangunan kesadaran itu akan melengkapi dan memperkuat pertahanan secara fisik,” katanya