Bisnis.com, PADANG — Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melakukan merger tiga BUMD untuk mengejar efisiensi dan mengurangi beban APBD akibat perusahaan daerah yang gagal untung.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan pemerintah setempat sudah melakukan inventarisasi dan mengevaluasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), sehingga APBD hanya dianggarkan untuk badan usaha yang sehat.
“Sebelum ada arahan dari Mendagri, kami sudah lakukan evaluasi BUMD. Hasilnya, tiga BUMD dijadikan satu secara struktur,” katanya, Jumat (12/12/2014).
Menurutnya, penggabungan tiga BUMD itu sebagai langkah guna melakukan penghematan anggaran, sehingga tidak ada suntikan dana yang terbuang percuma ke perusahaan yang tidak sehat.
Dia menyebutkan selama ini ada sejumlah BUMD milik Pemprov Sumbar belum menghasilkan keuntungan, bahkan beberapa BUMD tidak memiliki manajemen dan dewan komisaris yang jelas.
“BUMD itu adalah PD Andalas Tuah Sakato, PD Dinamika dan PT Grafika Jaya Sumbar. Ketiganya disatukan direksinya di bawah PT Grafika,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta pemerintah daerah di seluruh Indonesia melakukan inventarisasi BUMD yang diduga bermasalah.
Menurutnya, pemerintah telah melakukan evaluasi dan menilai sejumlah BUMD di seluruh Tanah Air dalam kondisi tidak sehat, sehingga pemerintah daerah diminta menutup BUMD yang bermasalah.
Tjahjo menyebutkan alih-alih memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah, justru banyak BUMD yang merugi. Bahkan setiap tahun pemda menganggarkan melalui APBD. "Lebih baik APBD dialihkan ke pos-pos yang lebih bermanfaat bagi masyarakat seperti pembangunan infrastruktur,” katanya.