Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Naik, Kontraktor Harus Tanggung Lonjakan Harga Bahan Bangunan

Pengusaha konstruksi harus menanggung pembengkakan biaya bahan bangunan yang mencapai 15% akibat kenaikan harga bahan bakar minyak subsidi beberapa waktu lalu.

Bisnis.com, SAMPIT, Kalteng - Pengusaha konstruksi harus menanggung pembengkakan biaya bahan bangunan yang mencapai 15% akibat kenaikan harga bahan bakar minyak subsidi beberapa waktu lalu.

"Suka tidak suka, pengusaha yang harus menanggung dampaknya. Setelah BBM naik, harga bahan bangunan rata-rata naik 10% hingga 15%. Ini otomatis menjadi tanggungan pengusaha karena kontrak sudah berjalan," kata Ardianur, salah seorang pengusaha di Sampit, Kamis (11/12/2014).

Setelah pemerintah menaikkan harga BBM, harga bahan bangunan di Sampit langsung melonjak. Selain kenaikan harga di tingkat produsen, harga makin melambung karena ongkos angkut juga naik. Sebagian besar bahan bangunan di daerah itu didatangkan dari Pulau Jawa.

Untuk proyek yang didanai APBD Kotawaringin Timur 2014, kenaikan harga otomatis harus ditanggung kontraktor proyek karena kontrak kerja sudah ditandatangani jauh hari, sebelum harga BBM dinaikkan.

Untungnya, kata Ardianur, untuk proyek melalui APBD murni, umumnya sudah hampir rampung karena memasuki penghujung tahun.

Artinya, meski harus menanggung dampak kenaikan harga BBM yang berimbas pada naiknya harga bahan bangunan, namun pengusaha tidak sampai merugi.

"Yang kasihan itu yang proyeknya didanai melalui ABT [anggaran biaya tambahan] atau APBD Perubahan karena otomatis mereka bekerja menggunakan bahan bangunan yang harganya melambung tinggi saat ini," kata Ardianur.

Iwan, salah satu pemilik toko bahan bangunan di Sampit, mengatakan hampir semua jenis bahan bangunan mengalami kenaikan harga dengan penyebab utama adalah kenaikan ongkos angkut setelah kenaikan harga BBM subsidi.

"Hampir semua harga bahan bangunan langsung naik setelah pemerintah menaikkan harga BBM. Biasanya memang otomatis karena ongkos angkut naik, makanya harga jual barang juga jadi naik," kata Iwan.

Kenaikan harga BBM berdampak besar terhadap harga bahan bangunan karena hampir semua didatangkan dari Pulau Jawa melalui kapal laut. Pedagang kecil terpaksa menyesuaikan harga agar tetap mendapatkan untung.

Harga semen Gresik yang sebelumnya dijual Rp54.000 hingga Rp55.000 per sak, kini naik menjadi Rp60.000 per sak. Kini, pedagang dijatah oleh agen maksimal membeli 400 sak dengan alasan pasokan dari Jawa berkurang dari biasanya sehingga stok juga menipis.

Harga besi juga mengalami kenaikan rata-rata Rp2.000 per batang dan pedagang umumnya masih menjual stok lama. Kenaikan cukup tinggi terjadi pada seng, yakni dari Rp37.000 menjadi Rp43.000 per lembar.

Material yang bisa didapat lokal, yaitu pasir yang juga naik harganya dari Rp300.000 menjadi Rp360.000 per rit, tanah naik dari Rp150.000 menjadi Rp180.000 hingga Rp190.000 per rit. Harga bata merah juga naik dari Rp550 per buah menjadi Rp600 hingga Rp625 per buah.

"Memang ada pengaruhnya terhadap penjualan karena terjadi sedikit penurunan. Ada yang beralasan karena kenaikan harga sehingga menyetop pembangunan, namun ada pula yang disebabkan karena saat ini akhir tahun dan tutup buku makanya masa pembelian material sudah lewat," kata Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor :
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper